Kalau sudah pacaran terus
menikah namanya jodoh. Kalau tiba-tiba putus atau bercerai namanya belum jodoh?
Bisa aja kayak gitu ya?
Kalau baru pacaran dan lagi langgeng berarti foto berdua,
ketawa berdua, pergi berdua dan melakukan semua hal berdua. Kalau lagi
berantem? Nggak ada kata berdua, kamu ya kamu, aku ya aku. Ini semua dilema
anak muda yang “Oh My God” bisa dikatakan sedikit membuang waktu.
Kalau bisa dibilang, orang pacaran ibaratnya menjadikan
satu dua orang yang berbeda. Bisa dibilang lagi, orang yang serius akan
menjalin hubungan harus menjadikan dua keluarga besar berbeda adat dan budaya
menjadi satu. Dan apakah itu gampang? Oh, tentu saja tidak.
Disaat dua orang yang berbeda memiliki dua mimpi besar
yang berbeda, tidak akan ada namanya “Mimpi kamu” dan “Mimpi aku”. Ini sudah
berubah menjadi “Mimpi kita”. Oh, tidak! Kamu tidak bisa memaksakan kehendak
sendiri kepada kehendak orang lain. Mungkin diawal mula semua terkesan manis.
Semua terasa tanpa masalah, tapi jangan sampai keluar kata “aku menyerah”.
Kisah selanjutnya bisa dipastikan adalah perpisahan.
Ini memang bukan ajang curhat dan memberitahukan kepada
dunia kejadian pribadi. Tetapi, tidak ada salahnya sedikit memberikan gambaran
kepada orang lain. Bahwa inilah yang terjadi.
Disaat seseorang memutuskan untuk bersama, kamu ya punya
aku? Oh, tidak bisa. Bukan berarti kamu berhak memutuskan apa yang musti aku
lakukan dan berusaha keras untuk membuat aku baik didepan keluargamu. Awalnya
memberi saran, namun seperti mendikte. Berkata,”Terserah kamu saja” tetapi
terkesan menuntut. Seolah-olah menerima apa adanya tetapi membandingkan.
Awalnya begitu dan bisa ditebak selanjutnya adalah Runtutan Tuntutan.
“Paling tidak kamu terlihat bagus didepan keluargaku”.
Aku adalah aku. Aku sadar akan ada keluarga besar orang lain yang harus aku
perhatikan dengan seksama. Tapi, aku ingin aku diterima dari aku yang bukan
diri aku sebenarnya. Bukan berusaha menjadi orang lain sehingga kemunafikan
muncul, tetapi akan lebih baik orang lain melihat aku yang ada dibawah standar.
Disini aku percaya, disaat orang lain sudah menerima aku dengan kekurangan akan
jauh lebih mudah untuk menerima kelebihanku dikemudian hari.
Pandangan aku kepada “Pasangan hidup” itu simple. Seperti
biasa, hidup punya pilihan. Tidak ada yang namanya “Tidak ada pilihan”. Aku
bisa hidup luar biasa namun selalu under preasure atau aku memilih sederhana
dengan hidup luar biasa. Wow! Atau Yaahh! Sekarang bukan terpenting bagaimana
mendapatkan seseorang dengan kemampuan luar biasa atau apalah itu. Tetapi, yang
terpenting bagaimana menemukan seseorang lain yang dapat sejalan, mengerti
bagaimana dirimu dan bisa mengetahui cara terbaik untuk hidup bersamamu. Begitu
juga sebaliknya.
Bisa saja suatu hari keluar perasaan “menyerah” dan hanya
satu langkah untuk menyelesaikan. Dan anda tahu apa itu.
No comments:
Post a Comment