Perjalanan tidak terduga beberapa
hari ini menjadi ide baru untuk memulai pembicaraan mengenai seorang pencari
kebahagiaan dengan seorang kutu buku yang hanya memperhatikan akademiknya saja.
Kisah yang dimulai dengan
pertemuan aku dengan kakak anak kosan. Sebut saja namanya Ririn. Aku terbersit
untuk menulis sesuatu tentang pembicaraan aku dengan dia. Mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam menarik kesimpulan, karena pembicaraan kami tidak berlangsung
lama namun sangat berkesan. Dia seorang perempuan, seusia aku yang kini telah
bekerja di salah satu brand baju terkenal di mall Centro. Dulunya dia adalah
seorang mahasiswi selama dua tahun.
Singkat cerita, aku menarik
kesimpulan bahwa dia adalah seorang pencari kebahagiaan. Semua hal yang
diceritakan adalah kejadian sehari-hari yang dialami sebagian besar anak muda. Berjalan-jalan,
mencoba kuliner baru, bolos, melawan orang tua, dan semua hal hanya mengenai
“Apa yang aku inginkan bukan apa yang orang lain inginkan”. Dia besar di Bali
dengan sebuah keluarga kecil yang bahagia. Sifat dasar yang dimilikinya adalah
keras dan sepertinya seakan tidak ada orang yang mampu melawan keinginan yang
sudah terbentuk. Ini bukan menunjukkan dia seorang yang liar dan tidak punya
aturan, hanya saja dia adalah salah satu contoh anak muda yang ingin menikmati
hidup dengan sahabat-sahabat disekelilingnya namun tanpa memperhatikan aturan
yang diberikan orang tuanya.
Aku merasa hidupnya menyenangkan.
Di umurnya yang hampir sama, yaitu 21 tahun dan dia telah merasakan banyak hal
menyenangkan. Berputar di antara kesenangan, bermain, dan bahagia dalam arti
anak muda. Bukannya aku tidak mensyukuri apa yang telah aku miliki, mungkin ini
hanya sedikit pembanding bagi anak muda di luar sana yang sedang mencari jati
diri atau sedang berada dalam masa membentuk masa depannya. Aku ngga bermaksud
menggurui lho! Tapi aku merasa ini hal unik untuk diangkat menjadi sebuah
tulisan dalam perbandingan dua kisah unik anak muda.
Aku kini berumur 21 tahun, baru
saja lulus dari jurusan elektro Universitas Swasta di Bandung yang ada di
Dayeuh Kolot. Lulus dengan predikat cumlaude dan lulus dengan 3,5 tahun. Aku
sempat aktif di berbagai organisasi saat kuliah, seperti organisasi kerohaniaan
dan kesenian. Menurut sebagian kecil orang, aku telah sukses di masa mudaku.
Lulus tepat waktu, akademik lancar, aku memiliki beberapa keterampilan dalam
seni. Dan singkat cerita, aku cukup menonjol. Tapi, tau apa yang kurang dari
diri aku? Pergaulan dan kesenangan (dalam hal ini waktu bermain). Aku terlalu
sibuk dengan akademik, terlalu sibuk memikirkan apa yang harus aku lakukan di
hari kedepan. Tanpa memperhitungkan waktu untuk bermain, bersenang-senang,
bahkan untuk menghabiskan waktu dengan teman-teman yang mungkin aku punya.
Segelintir orang dapat menjalani
hidupnya tanpa harus memikirkan mengenai akademik, masa depan, dan memiliki
kebebasan akan banyak hal. Walaupun harus mempertaruhkan kepercayaan dari orang
tua. Memiliki nilai yang pas-pasan, namun punya banyak teman. Hidupnya
bersenang setiap harinya dan dirasa entah masalah-masalah yang datang membuat
hidup mereka begitu seru dan menyenangkan. Mereka menjalani hidup yang
berwarna. Berbeda dengan si bookworm yang menghabiskan waktu untuk melakukan list
terhadap banyak hal. Untuk apa? Untuk masa depan tanpa memperhatikan masa muda.
Masa untuk bersenang-senang.
Setiap pilihan pasti mempunyai
dampak tersendiri. Entah menyenangkan atau tidak. Tapi percaya atau tidak,
setiap pilihan hidup hanya diri sendiri yang berhak memilih dan mendapatkannya.
Aku mensyukuri semua yang terjadi dalam hidupku, begitu juga dengan para
pencari kesenangan. Mereka mensyukuri hidupnya dengan jalannya masing-masing.
Kesuksesan sesungguhnya dibuat berdasarkan individual masing-masing. Karena tau
satu hal?
Satu yang tidak boleh kau sesali adalah pilihan jalan hidupmu..
Semua pilihan tidak ada yang
salah. Apakah ini indah saat ini atau bersakit dahulu baru berharap akan indah
di belakang. Oiya, ini seakan hampir menyerupai sebuah film “The Change Up”
yang aku tonton beberapa hari lalu. Dua kisah lelaki yang saling menginginkan
kehidupan kawannya. Namun, disaat terkabul dan menjalani kehidupan yang mereka
inginkan malah mereka menyadari bahwa mereka menyukai apapun yang telah mereka
pilih. Dengan satu keyakinan, yaitu jalani dan syukuri maka semuanya akan
menjadi indah. Apapun pilihannya, menjadi A
seeker of happines or A bookworm!(AV).
super sekali cik.. #twothumbsup :D
ReplyDelete