Kisah yang aku ceritakan
berdasarkan kisah sesungguhnya yang pernah aku dengar, aku lihat di
sekelilingku. Dua kisah berbeda dengan sudut pandang berbeda dan memiliki makna
tersendiri disetiap ceritanya. Kisah antara uang dan bahagia. Dua hal yang
tidak dapat dibandingkan namun begitu menarik untuk diceritakan.
Di satu kejadian aku melihat
beberapa hal penting yang
dapat dituliskan. Timbul suatu pertanyaan antara seseorang memilih uang atau bahagia? Pertanyaan seperti ini seakan mudah atau susah untuk dijawab. Sekilas cepat sebagian orang akan memilih uang sebagai jawabannya. Namun, jika dilihat dari banyak kejadian sederhana dan memberi arti maka bahagia adalah jawabannya. Tapi tidak sedikit orang yang mengatakan memilih keduanya.
dapat dituliskan. Timbul suatu pertanyaan antara seseorang memilih uang atau bahagia? Pertanyaan seperti ini seakan mudah atau susah untuk dijawab. Sekilas cepat sebagian orang akan memilih uang sebagai jawabannya. Namun, jika dilihat dari banyak kejadian sederhana dan memberi arti maka bahagia adalah jawabannya. Tapi tidak sedikit orang yang mengatakan memilih keduanya.
Jika saja seseorang diharuskan
memilih satu. Hanya satu diantara uang dan bahagia? Maka aku memilih bahagia.
Uang
Mari lihat beberapa kasus. Aku
mendengar banyak cerita mengenai kisah orang berduit dan lebih memilih uang
sebagai jalan hidupnya. Sebut saja seorang wanita bernama Miranda. Dia adalah
seorang businesswoman yang tinggal di kota Mataram, Lombok. Aku bisa mengatakan
dia seorang pengusaha wanita yang cukup sukses. Telah banyak bisnis yang
dijalankan. Salah satu yang terlihat adalah toko kue ternama di Cakranegara.
Usuk punya usuk, ternyata Nona
Miranda tidak memiliki anak. Dan sepengetahuanku dia tidak memiliki suami. Dia
tinggal bagaikan seorang putri di sebuah rumah besar di kompleks perumahan elit
di Mataram. Rumah, mobil, semua kekayaan membuat dia terlihat sebagai seseorang
yang tidak kekurangan material. Hingga suatu saat aku berpikir. Indah jika
segala kelebihannya saat ini dinikmati bersama keluarganya sesungguhnya dengan
putra putri yang dimiliki. Tapi, itu tidak dimilikinya. Dirumahnya yang besar
dengan tambahan sebuah ruangan berlantaikan lantai dansa, ia hanya hidup
seorang diri dengan pembantu-pembantu yang menemaninya. Sungguh sepi. Sungguh
sendirian.
Entahlah apakah seorang Miranda
cukup bahagia dengan segala kekayaan yang dimilikinya? Ataukah mungkin ia cukup
merasa sendirian dengan segala uang yang ada? Entahlah, aku tidak dapat
menduga.
Seorang dengan uang berlimpah dan
bahagia, namun memiliki kekurangan yang bisa disebut kasih sayang keluarganya
sendiri? Keluarga seperti seorang suami, atau putra dan putri?
Mau tau kelanjutan kisah tentang
BAHAGIA? Jangan lewatkan Uang atau Bahagia? Section 2 hanya di blog
asrivitaloka.blogspot.com. (AV)
Asri Vitaloka
instagram : vitalokaasri
twitter : @vitalokaAsri
No comments:
Post a Comment