Liburan menjadi satu kegiatan menyenangkan ditengah semua rutinitas.
Bosan dengan mall dan sejenisnya, maka cobalah untuk menikmati keindahan alam. Seperti hastag yang sering muncul didalam tv,”My Trip My Adventure” atau yang sering aku ucapkan untuk kedua orang tuaku,”Biarkan anakmu sedang menikmati indahnya INDONESIA”!
Bosan dengan mall dan sejenisnya, maka cobalah untuk menikmati keindahan alam. Seperti hastag yang sering muncul didalam tv,”My Trip My Adventure” atau yang sering aku ucapkan untuk kedua orang tuaku,”Biarkan anakmu sedang menikmati indahnya INDONESIA”!
Sudah menjadi suatu kebiasaan baru anak muda sekarang untuk
menjelajahi wisata alam yang ada di Indonesia. Ini yang sedang aku lakukan. Perjalanan
kerja di Pekanbaru memberikan informasi bahwa Sumatera Barat menjadi pusat
wisata alam yang musti didatangi.
Secara tanpa senggaja aku
melakukan perjalanan singkat dalam satu hari dengan menyusuri
Pekanbaru-Payakumbuh-Bukittinggi. Dalam waktu satu hari tidak akan disia-siakan
dan aku mengunjungi beberapa tempat seperti Rumah Gadang, Lembah Harau, dan Jam
Gadang. Berkat bantuan beberapa teman perjalanan tersebut dapat dilakukan.
Perjalanan Pekanbaru-Payakumbuh
aku lakukan selama 4-5 jam. Beberapa tips yang aku anjurkan sebelum melakukan
perjalanan, yaitu :
- Pilihlah travel yang terpercaya, karena mobil Sumatera begitu seram dalam kecepatan dan medan yang dilalui begitu berkelok
- Pastikan anda memiliki kenalan/ memiliki perencanaan jelas mengenai list tempat yang akan dituju.
- Jangan membawa barang yang tidak diperlukan
- Diusahakan untuk tidak bepergian pada saat berpuasa, karena anda akan jarang bisa menikmati kuliner disana.
- Persiapkan diri anda untuk menikmati indahnya Sumatera Barat!
Kelok Sembilan
Sebuah jalan dengan kelokan
berjumlah sembilan, tentunya anda akan melihatnya jika melakukan perjalanan
dari luar Sumatra barat menuju Sumatra barat. Tidak sedikit orang ingin melihat
pemandangan kelok sembilan pada siang hari. Kelok sembilan dinamakan begitu
karena memiliki sembilan kelokan dengan ketinggian jalan yang berbeda-beda. Pada
belokan awal memiliki pondasi yang begitu besar seperti melihat jembatan luar
negeri. Pernah dikatakan bahwa jembatan tersebut disusun untuk dapat tahan
terhadap gempa.
Rumah Gadang, Payakumbuh
Perjalanan pertama yang aku
jalani adalah melihat rumah Gadang. Musium yang terletak tidak jauh dari
Payakumbuh ini memperlihatkan bagaimana kelok-kelok atap rumah orang Minang
yang menyerupai kepala/tanduk kerbau. Menurut informasi seorang teman, tanduk
kerbau digunakan sebagai simbol karena dulunya terdapat pertempuran tanduk
kerbau dan menang sehingga tanduk itu dijadikan sebagai atap khas orang Minang.
Begitu masuk ke dalam rumah
dengan tangga, kalian akan menyaksikan rumah khas Minang dengan bahan utama
bangunan terbuat dari kayu. Di bagian ujung-ujung ruangan disajikan
tempat/singgasana saat orang Minang melakukan pernikahan. Selain itu, terdapat
pajangan tempat tidur pengantin. Seluruh ruangan sebagian besar memiliki warna
coklat dan warna merah keemasan.
Untuk masuk ke dalam musium rumah
Gadang ini cukup dengan membayar Rp. 5000,- per orang. Tidak perlu khawatir
jika anda menggunakan kendaraan, karena terdapat parkiran yang cukup luas
disekitaran musium. Pemandangan disekitar rumah Gadang masih banyak perbukitan,
sehingga menciptakan kesan asri. Jika anda memutuskan untuk melihat rumah
Gadang lebih lama atau untuk menginap apabila terdapat acara pernikahan maka
anda dapat menyewa kamar yang ada. Sebuah hotel sederhana dengan tiga kamar ada
di sebelah rumah Gadang dengan harga kisaran sekitar Rp. 1.000.000 per malam.
Rumah Gadang ini memang sesekali digunakan dalam acara resepsi yang ingin
mengadakan acaranya disana.
Lembah Harau
Pernah melihat Grand Canyon? Mungkin
ini versi lain dari Grand canyonnya Indonesia. Sebuah lembah di daerah sekitar
Payakumbuh yang terkenal untuk para wisatawan. Perjalanan kesana dari kota
tidak terlalu jauh, butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai kesana. Saat itu
aku menggunakan motor untuk dapat pergi kesana.
Begitu sampai ke area Lembah,
anda akan disuguhkan dengan pemandangan lembah tinggi berwarna coklat muda
dengan warna hijau diatasnya. Jika beruntung, anda akan mendapatkan pemandangan
air terjun saat perjalanan menuju kesana. Namun, saat kering anda hanya akan
melihat sedikit air yang menetes. Didalam area lembah terdapat 4 air terjun
dengan lokasi yang tidak berjauhan. Nama-nama air terjun begitu susah dan
terkesan berbahasa Minang banget. Maaf-maaf aja aku tidak hapal. Hahaha...
Kita tidak perlu membayar untuk
bisa melihat air terjun disana. Dalam perjalanannya pun tidak begitu susah. Hanya
berjalan kaki sekitar 5-10 menit kita sudah bisa sampai ke depan air terjun. Dari
sekian banyak air terjun, anda akan melihat dasar air berwarna coklat. Kekurangan
dari pemandangan air terjun Harau adalah begitu mudah dijangkaunya oleh orang
lain mengakibatkan banyak sekali orang dengan mudah dapat kesana. Tidak jarang
orang datang kesana dengan meninggalkan banyak sampah, sehingga mengurangi
kenyamanan dalam menikmati pemandangan air terjun.
Catatan :
Di akhir menikmati dinginnya Lembah Harau, aku memiliki sebuah video dimana Harau menjadi satu titik point yang menyimpan sebuah janji seorang Asri Vitaloka,"bahwa aku akan menjadikan ini sebagai satu titik balik dimana hidupku kedepannya tak akan lagi sama seperti sebelumnya dan menjadi pribadi lebih berani dalam menemukan passion serta menemukan hal baru yang belum pernah terjamah terutama mengenai mengunjungi wisata alam di Indonesia". Ini bukan sebagai akhir, namun sebagai awal dari semua perjalanan menyenangkan dikemudian hari.
Catatan :
Di akhir menikmati dinginnya Lembah Harau, aku memiliki sebuah video dimana Harau menjadi satu titik point yang menyimpan sebuah janji seorang Asri Vitaloka,"bahwa aku akan menjadikan ini sebagai satu titik balik dimana hidupku kedepannya tak akan lagi sama seperti sebelumnya dan menjadi pribadi lebih berani dalam menemukan passion serta menemukan hal baru yang belum pernah terjamah terutama mengenai mengunjungi wisata alam di Indonesia". Ini bukan sebagai akhir, namun sebagai awal dari semua perjalanan menyenangkan dikemudian hari.
Jam Gadang
Setelah puas menikmati dinginnya
air terjun dan udara segar dari sekitar Lembah Harau. Kami lanjutkan perjalanan
menuju ke arah Bukittinggi. Dibutuhkan selama 1,5 jam untuk sampai di sana. Waktu
yang aku punya hanya satu hari, dan semenjak dari sore meninggalkan Lembah
Harau akhirnya kami tiba di Bukittinggi pada pukul setengah 7 malam.
Ini merupakan titik paling jauh
aku pergi dari rumah. Jam Gadang seperti namanya “Gadang” yang artinya besar.
Jam tersebut berada disebuah bangunan besar dan terletak pada bagian atas
bangunan. Dengan warna cat dasar berwarna putih, jam gadang menjadi terlihat
begitu megah diantara yang lainnya. Tidak sedikit pengunjung yang mengambil
foto pada bagian depannya.
Jangan khawatir dengan wisata
kuliner disekitar Jam Gadang. Jika beruntung anda dapat mencicipi masakan khas
Bukittinggi, yaitu Nasi Kapau yang terdapat di pasar, tepatnya depan Jam
Gadang. Selain itu, banyak sekali penjual makanan dengan masakan khas Minang
dijual disana.
Itulah dia beberapa wisata yang aku lalui
dalam satu hari. Mulai dari pemandangan kelok sembilan hingga melihat Jam
Gadang yang tersohor di Bukittinggi. Sayang, waktu itu saat puasa dan tidak ada
kuliner yang bisa dicicipi selain sate Padang. Andaikata aku memiliki waktu
lebih banyak, ada beberapa tempat yang harus dikunjungi seperti Ngarai Sianok,
Nyarai, dan masih banyak lainnya. Pokoknya jangan pernah melewatkan
Sumatera Barat sebagai salah satu tempat untuk menikmati keindahan alam. Apakah
itu pantai, air terjun, atau pegunungan? Karena hanya di Sumatera Barat aku
merasakan menaiki motor dengan kanan kiri pemandangan perbukitan.
Gambar 9 wisata alam Sumatera Barat
(AV)
Instagram : asri_vitaloka ; Twitter : @vitalokaAsri ; Facebook : Asri Vitaloka
No comments:
Post a Comment