Kejar Matahari Terbenam di Bukit Cinta
Kupang emang panas, tapi jangan salah ada juga satu tempat hijau sejuk
(kalau sore) di ibukota NTT itu. Sebut saja namanya Bukit Cinta. Nama itu aku
dapat dari salah satu kawan disana. Mungkin karena banyak dijadikan tempat
pacaran? Atau memadu kasih? Atau sekedar duduk berdua mengumbar cinta? Atau apalah
itu. Pokoknya dikasi tahunya namanya Bukit Cinta!
Misi berikutnya adalah bagaimana mencari lokasi terbaik mencari sunset. Jadi
kejarlah sunset sampe bisa dipegang. Dan satu lagi, pantang pulang sebelum bisa
kejar SUNSET!
Libur panjang hampir berakhir. Ngga
mau capek pergi jauh dan ngga mau gosong kena panasnya matahari. Alhasil,
berangkatlah kami ke Bukit Cinta. Sebuah bukit rendah atau bisa dibilang
gundukan pasir yang rada besar ya. Lokasinya dekat kok. Hanya 15 menit dari
bandara El-Tari, Kupang.
Dengan perlengkapan seadanya kami
berusaha untuk mengejar sunset di sore Minggu kemarin. Bawa helm, bawa motor,
bawa tongsis, dan jangan lupa bawa kaca mata gelap hasil beli 1 dapat 1 (aka
gratis). Pakaian udah keren, sandal sudah mantab, dan terakhir tinggal sisiran!
Kemudian berangkatlah kami kesana
sekitar pukul 4 sore. Hari sudah sangat cocok untuk sekedar menghabiskan waktu
di jalan Kupang. Aku sangat menyukai perjalanan dari jalan Palapa hingga jalan
El-Tari. Begitu sejuk karena banyak pohon besar bertaburan di kanan kiri jalan.
Sebut saja bunga Seper, yang cuma hadir saat musim hujan di bulan Desember. Pohon
hijau di Kupang menjadi lebih berwarna dengan merahnya bunga Seper atau lebih
dikenal dengan bunga flamboyan. Jalanan hari itu juga tidak ramai. Dengan kecepatan
sedang, motor melaju kencang dengan udara yang cukup buat rambut berantakan.
Begitu sampai di belokan bukit,
decak kagum mulai bermunculan. Daratan Kupang lagi hijau sehijau-hijaunya. Ini seakan baru
diwarnain crayon hijau daun. Orang akan lebih familiar dengan warna coklat muda (alias kering) di
tanah Kupang daripada hijau rumput. Dan ternyata hari itu waktunya melihat hijaunya Kupang. Salah satu
tempat teduh dan memiliki pemandangan bukit dengan rumput hijau bertebaran
dimana-mana.
Tidak tunggu lama, ambil tongsis
dan mulailah kami melakukan banyak pengambilan gambar. Jepret sana, jepret
sini. Orang tidak terlalu banyak yang datang kesana. Sesekali orang akan datang
dan pergi. Ada yang menggunakan mobil, ada yang pakai motor. Jarang sih aku
liat yang pake sepeda. Suasana sejuk dengan beberapa pohon besar di beberapa
titik bukit. Tidak ada warung disekitar sana. Sebelum sore, pemandangan yang
bisa dinikmati adalah hijaunya rumput perbukitan. Tapi, semua berubah saat mulai
memasuki pergantian senja. Alias “waktunya Sunset!”.
Pengejaran sunset sebenarnya
tidak dilakukan disana. Kami berpikir tidak akan banyak terlihat pemandangan
bagus dari situ. Tapi, ternyata salah. Justru ini lokasi terbaik untuk melihat
matahari terbenam. Begitu jam menunjukkan pukul setengah 6, matahari mulai
merendah. Tidak seperti melihat sunset di lokasi pantai, seperti Tebing cafe atau
On The Rock hotel. Pemandangan sunset pas berada di depan mata tanpa harus
menoleh ke samping muka.
Dan ini waktu yang pas untuk
kejar matahari!
Bukan dikejar dengan langkah
cepat seperti mau kejar maling ya. Yang dilakukan adalah bagaimana kami
mendapatkan angle terbaik untuk mengambil foto. Kejar-kejar! Foto sana, foto
sini. Berbagai gaya sudah dilakukan. Dan satu hal, kami berhasil!
Jangan salah bro, ini tempat terbaik untuk lihat matahari terbenam di kota Kupang sampai saat ini. CMIIW(AV)
Tips untuk perjalanan “Mengejar
Matahari Terbenam di Bukit Cinta” adalah :
- Pakailah baju casual yang cocok untuk lokasi menikmati bukit dengan angin kencang, jangan pake rok (cuma saran aja)
- Jangan pernah lupakan tongsis dan kamera terbaikmu apalagi yang bisa membuat foto siluet
- Jangan lupa kacamata, cahayanya ngga nahan kalau siang hari
Kesan-kesan :
Terimakasih buat gengs “Generasi Why” yang sudah mau dibangunkan paksa
dan diajak ke Bukit Cinta buat kejar Matahari Terbenam. Yah, walaupun mereka
bilang,”Kami sudah lari-lari dari kenyataan di atas kasur”. Dengan langkah
pendek-pendek dan awalnya kurang bersemangat tapi berubah menjadi sebuah cerita
sore dengan hasil foto terbaik di hari itu. Jangan lupa senyum, jangan lupa
menikmati. Karena hidupmu singkat. Satu hari hanya 24 jam.
Iya, 24 jam. Yang bilang 25, siapa?
INSTAGRAM : ASRI_VITALOKA
Jangan lupa lihat review wisata Kupang "Cari Kristal di Goa Kristal" dibawah ini untuk melihat begitu indahnya kilauan air payau di Goa Kristal. Patut dicoba, patut dikunjungi!
No comments:
Post a Comment