Tertanda :
Hari ini, 30 Desember 2016 pk. 16.49 dengan Asri Vitaloka
yang sedang berfikir dan menuliskan apa yang akan aku lakukan di tahun 2017
yang akan datang. Kalau kalian tau? Akhirnya aku kembali menulis. Entahlah hasrat
menulis seakan dipadamkan dengan padatnya kegiatan di kantor dan luar ruangan.
Tapi, aku kembali menulis.. yah, mulai dengan menulis resolusi. (lagi)
Julukanku di tahun 2016 aku pilih sebagai “Tahun Ceria Penuh Romantika Percintaan
tanpa Melupakan Alam dan Indahnya Ilmu Pengetahuan”. Entahlah ya apakah
benar-benar penuh romantika atau sama saja? Tapi, ada banyak hal yang patut aku
syukuri selama menjalani satu tahun 2016.
Keliling kota Kupang
Pertama aku menolak
dan takut pada pulau ini. Kemudian, aku menerima dan merasakan betapa indahnya
Pulau Timor. Berada di salah satu ibukota provinsi di Nusa Tenggara Timur
menjadikan hidup anda akan menerima hal yang sangat berbeda dengan kota besar
lainnya. Pulau Timor menawarkan cerita berbeda. Ditengah anda harus
menghabiskan waktu untuk bekerja sambil menghabiskan waktu untuk menikmati
indahnya alam NTT.
Terimakasih Kupang!
Aku yang tak pernah rindu akan pemandangan pantai. Tak pernah tertarik akan
hutan beserta goad an air payaunya? Kini menjadi berbeda. Mulai wisata air diGoa Kristal, menikmati indahnya matahari terbenam di Bukit Cinta, hinggamain-main cinta di Dermaga Namosain juga dilakuin. Pokoknya tidak boleh ada
yang terlewat. Nanti, aku juga akan share beberapa tempat menarik yang kau bisa
nikmati jika tinggal di Kupang. Don’t worry I will be share it at this month
guys!
Kau kira aku cuma berani di Kupang aja?
Tidak hanya berangkat
keliling di kota Kupang, dalam satu waktu aku dan kawan Ratna berangkat
mengunjungi kawan lama di Atambua. Jauh ya? Kupang-Atambua membutuhkan waktu
sekitar 6 jam untuk jalan darat. Tapi, kami memilih jalur udara biar cepet ya
bok! Udah liburnya cuma 3 hari, kasian kalau dihabiskan di jalan hahaha..
Atambua sebagai daerah
perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste. Waktu aku kesana bersama beberapa kawan (Ratna, Jemmy, dan Josep), masih ada
perbaikan atau pembuatan pos-pos untuk daerah perbatasan. Tak hanya membeli
sebuah minuman wajib dari perbatasan Timor Leste, tapi kami juga mengunjungi
salah satu tempat wisata yang dekat dengan perbatasan Atambua-Kefa, yaitu
Tanjung Bastian. Bayangkan, kau bisa mendapatkan view pantai dan batu karang besar ditambah pemandangan bukit-bukit
kehijauan yang curam.
Mulai menginjak Pulau-Pulau lainnya di NTT
Ada kalanya aku mulai penasaran dengan pulau lainnya selain Pulau Timor. Ala-ala mau bekerja dan hanya menyimpan uang, aku memilih untuk menciptakan kesempatan untuk melihat pulau lain di NTT. Tahun lalu Tuhan baru memberikan kesempatan untuk menginjak pulau Komodo dan pulau Flores. Hingga aku akhirnya melihat satu-satunya hewan purba yang masih hidup hingga sekarang! Komodo di pulau Komodo dan danau warna-warni (eh) cuma tiga warna di Kelimutu. Dan guys, mereka semua luar biasa banget pemandangannya.
Tidak hanya wisata pantai, gunung pun akhirnya aku jabanin.
Terkenal sebagai anak
yang alergi dingin dan lemah sama suhu gunung, tak menjadikan penghalang buat
aku ke wisata gunung 2 kali! Bukan sekali, dua kali dan itu pengalaman yang
jarang banget aku dapetin. Walaupun bukan menjadi pendaki handal yang bisa mendapatkan
bunga Edelweis tapi dengan tracking,
masuk pasir, masuk rumput tinggi, pake bawa barang banyak berhari-hari tanpa
mandi. Yah, pake jeep terus langsung nyampe lah ya..
Pilihanku tahun lalu, adalah Gunung Merapi dan Gunung Bromo. Aku ngga nyangka bisa kedua tempat tersebut. Keinginanku untuk mengunjungi Bromo awalnya sempat tertahan hingga batal dua kali, tapi aku berhasil mewujudkannya akhir tahun lalu. Keberangkatan aku ke Gunung Merapi lalu juga menjadi sebuah hadiah menyenangkan. Kedua perjalanan menuju gunung memberikan pemandangan indah dimata, mulai dari sunrise, ramahnya warga sekitar, sampai off road ala-ala di kawasan gunung Merapi. Berbeda dengan Bromo. Disana aku merasakan pemandangan kabut luar biasa di pendakian, melihat luasnya padang pasir dengan asap seakan berada di gurun pasir beneran, tak kurang melihat bukit teletubbies di akhir perjalanan tourBromo. Lelah? Pasti. Tapi terbayar dengan semua pemandangan bahkan hujan abu gunung berapi Bromo juga memberikan cerita berbeda saat kesana.
Pokoknya tahun 2016 tak akan seru tanpa ada kamu!
Aku merasakan kehadiran teman-teman mendukung di sekitar yang membuat cerita di setiap harinya. Mana berani aku pergi kemana-mana kalau ngga ada yang nemenin. Pokoknya Gen Why, Team Work, Tim Cendana, Tim Foya-Foya, sampai tim 1000guru juga memberikan warna di tahun 2016. Yah, ada yang datang dan ada yang pergi. Itu sudah menjadi hal yang biasa.Tak lupa juga dengan orang-orang baru yang kenal secara tidak sengaja di setiap perjalanan.
Thanks koko Andi yang sudah memberikan fasilitas dan kenyamanan di hostelnya (Malang, Indonesia)
Jadi, 2017 mau ngapain?
Setiap tahun pasti
akan membuat sebuah resolusi baru. Resolusi tahun lalu belum selesai sekarang
akan dimulai lagi dengan membuat resolusi lama berubah nama menjadi lebih
terkini dan berharap untuk dapat terwujud hingga batas akhir tahun ini.
Hahaha….
Kalau tahun 2016 aku berharap
menjadi tahun penuh romantika dan terwujud sebagian dengan aku yang masih saja
jomblo. Kini, tahun 2017 menjadi resolusi baru aku untuk semakin memanjangkan
kaki untuk membuat sekelilingku berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan, luar
biasa, dan bisa mendebarkan…
Kalau aku boleh cerita
sedikit mengenai tempelan-tempelan “My
Dream” di kamar. Itu tuh isinya printan hitam putih dari kumpulan
gambar-gambar. Ada gambar mobil Jazz
Sport warna merah darah tapi sudah berubah jadi hitam (karena di print
begitu), ada beberapa orang yang sedang melempar topi wisuda, ada pula beberapa
capture dari sebuah restoran,
sepasang pasangan yang duduk menghadap pantai sambil bersantai, dan sebuah
hunian yang luar biasa uniknya. Ya, itu semua sempat aku inginkan dalam
hidupku! Jadi, mungkin ini yang akan aku usahakan untuk dilakukan dalam tahun
ini dan tahun kedepan.
Tapi, apa sih yang sebenarnya akan dilakukan di tahun 2017?
Sempat terbesit untuk
kembali balik pada buku yang sempat terhenti semenjak tahun 2015. Ada dua buah
buku yang sudah aku rancang, yaitu pertama First
dan Jimbo. Kedua buku tersebut
membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembuatannya. Mungkin aku tak dapat
berharap banyak untuk dapat dipublish dalam bentuk buku sesungguhnya dan dapat
disebarluaskan. Yang ada dipikiranku mungkin akan ada sebuah buku lagi yang akan
aku bentuk untuk mengumpulkan semua cerita hasil bloggingku selama beberapa tahun belakangan. Kedepannya mungkin
dapat aku berikan kepada anak dan cucuku. Atau aku mulai berikan kepada
pasanganku kelak. :”)
Lepas dari buku, ada
yang ingin aku lanjutkan. Liburan!! Pantai sudah, gunung juga, air dalam goa
pernah, bahkan sailing trip juga
sudah. Tapi ada beberapa yang belum terwujud. Entah kenapa, akan terlihat
menyenangkan kalau bisa naik kapal lucu di danau luas, mainan salju-salju putih
di Negara tetangga, atau sekedar makan durian langsung dari Medan. WOW!
Pekerjaanku saat ini
yang masih sebagai staff masih memberikan kebebasan dalam melakukan banyak hal
diluar sana. Mungkin nanti akan berbeda, akan semakin bergairah atau bahkan
semakin membosankan. Hanya terimakasih Tuhan. Terimakasih untuk banyak kisah di
tahun 2016. Terimakasih untuk banyak kejadian di awal tahun nanti, dan banyak
hal yang akan terjadi. Bisa mengejutkan, bisa membahagiakan, atau membuat
terharu juga bisa saja membuat sedih dihati.
Jadi, mungkin julukanku di tahun 2017 yang cocok adalah “Tahun penuh cerita berbeda tambah unik dalam hasil-hasil gambar luar biasa dalam sebuah kumpulan cerita”. Itu hayalan dalam julukanku di tahun 2017, bagaimana denganmu?
Jadi, mungkin julukanku di tahun 2017 yang cocok adalah “Tahun penuh cerita berbeda tambah unik dalam hasil-hasil gambar luar biasa dalam sebuah kumpulan cerita”. Itu hayalan dalam julukanku di tahun 2017, bagaimana denganmu?
Salam dari aku, Calon Penulis
Asri Vitaloka
No comments:
Post a Comment