Akhir
Januari 2017 menjadi satu momen membahagiakan bagi warga dusun Panaf. Akhirnya
mereka merasakan cahaya listrik dalam kehidupan sehari-hari. Hingga sebuah
media berita memberikan judul “Setelah 71 tahun Merdeka, dusun Panaf NTT
akhirnya bisa menikmati listrik” dalam artikelnya. Dalam acara peresmian tidak
hanya mendatangkan GM PLN NTT, tetapi juga mendatangkan SEKDA Kabupaten Kupang,
Camat, serta warga sekitar beserta kepala-kepala dusun.
Kebetulan
sekali hari itu aku menjadi MC dalam acara “Penyalaan Listrik Desa di Dusun
Panaf, Desa Lifuleo, Kupang Barat”. Sekaligus ikut menyaksikan salah satu dusun
di NTT akhirnya dapat menikmati listrik di rumah.
Walaupun begitu sederhana, acara (27/01/2016) ini
menjadi salah satu titik awal kehidupan baru yang lebih baik bagi warga Panaf. Dari
yang sebelumnya tidak dapat melakukan banyak hal di malam hari, semenjak hari
itu akan berbeda. Kini, anak kecil sudah bisa membaca buku di malam hari. Dengan
masuknya listrik di dusun Panaf cahaya-cahaya kecil lampu di berbagai sudut
rumah mulai menyala seakan membangkitkan cahaya harapan dalam diri warga Panaf.
Warga Antusias dalam Penyalaan Listrik
Tidak
sedikit warga dusun yang hadir dalam acara penyalaan hari Jumat, akhir Januari
kemarin. Ada yang bahkan sampai membawa anak kecil untuk sekedar menyaksikan
listrik. Tentunya anda dapat membayangkan bagaimana sebelumnya warga dusun
tanpa listrik. Jangankan untuk menonton tv, hanya sekedar melihat lampu menyala
saja tidak bisa. Seperti ucapan dari Ibu Maria, “Sudah saatnya untuk merasakan
listrik didekat sini tidak hanya melihat cahaya listrik dari Kupang saja
ya...”.
Sekitar
45 pelanggan warga dusun bertarif rumah tangga merasakan penyambungan listrik
gratis. Ini hasil dari program divisi CSR dari PLN Manager UPP Timor. Jika pelanggan
reguler untuk melakukan pemasangan baru daya 1300VA membutuhkan biaya
penyambungan sekitar 800 ribu rupiah ditambah 200 ribu untuk token perdana di
meter listrik.
Dalam acara penyalaan listrik di dusun Panaf lebih dari 100 orang datang menghadiri. Kepala dusun Panaf menyambut rombongan para tamu undangan dan memberikan selendang khas NTT sebagai tanda penghormatan. Bapak SEKDA Kabupaten Kupang datang lebih dulu ke lokasi penyalaan listrik desa. Disusul dengan bapak GM PLN Wilayah NTT beserta rombongan dan turut serta ibu Maria G.I Gunawan selaku Manager Area PLN Kupang.
Acara
berlangsung begitu hikmad. Sambutan demi sambutan diberikan oleh para pejabat
berkepentingan. Warga sekitar menjadi tamu undangan dan duduk menikmati ucapan
demi ucapan. Masih sekitar 1200 desa di NTT yang belum mendapatkan listrik dan
kini satu desa sudah menikmatinya. Hanya menunggu waktu untuk mendengar cerita
dari desa-desa selanjutnya yang mendapatkan listrik.
Perjalanan menuju Panaf memang dusun tersebut masih jauh dari pusat keramaian. Butuh waktu sekitar 1 jam 45 menit untuk sampai kesana dengan menggunakan mobil dari kota Kupang. Sepanjang perjalanan masih ada jalan berbatu putih sehingga menganggu kenyaman anda dalam berkendara. Akses yang dilalui searah dengan perjalanan ke wisata pantai Tablolong.
Jika anda perhatikan akan ada tiang-tiang baru yang
berdiri mengikuti jalur perjalanan demi mengantarkan listrik. Untuk perhitungan
usaha tentunya PLN akan rugi dengan investasi yang diberikan. Lokasi dusun Panaf yang jauh dari keramaian dapat menjadi pemicu losses energi listrik bertambah. Tetapi ada satu tanggung jawab tersendiri untuk dapat
memberikan listrik hingga ke pelosok Indonesia. Bravo PLN! Satu langkah semakin
dekat untuk melistriki hingga pelosok negri dan aku bangga berada dalam satu momen tersebut. Lanjutkan terus PLN!
Sebelumnya Panaf memang belum berlistrik, tapi ternyata ada beberapa tujuan wisata yang dapat dinikmati. Mau tau apa aja? Selama perjalanan kesana anda akan menikmati nikmatnya jalan kecil belum beraspal dengan pohon-pohon rindang disampingnya. Belum ada polusi, tidak ada kemacetan. Yah, kalau macet paling juga ada truck kecil sedang kejebak lumpur. Sisanya bebas hambatan!
Kalian
pernah dengar Pantai Air Cina? Pernah masuk di salah satu media berita dengan
julukan pantai yang belum terjamah. Aku rasa sekarang sudah agak ramai. Ada beberapa
lopo-lopo atau tempat duduk yang disiapkan untuk dpaat menikmati pemandangan
laut. Hanya saja cukup disayangkan sampah yang tak terurus mengurangi keindahan
pantai. Kok dinamakan pantai air Cina ya? Sekilas info katanya dulu pernah ada
legenda yang menyebutkan mengenai kematian gadis Cina, tapi lengkapnya searching di mbah Google aja ya.
Pantai
Air Cina memiliki satu spot indah sebelum masuk kedalam. Hujan yang terus
menerus beberapa hari ini membuat hutan disekitar pantai terlihat begitu hijau.
Mau liat hasil foto aku sama temen aku?
Tak
hanya pantai. Pemandangan danau dengan bakau disekelilingnya menambah seru
perjalanan kami menuju Panaf. Awalnya hanya mau ikut meramaikan acara penyalaan
listrik desa. Eh, malah sekalian mengunjungi pantai dan danaunya. Kalau danau
disana, ada yang bilang masih ada buaya yang sering berkeliaran. Sekilas indah,
tapi kalau lama-lama serem juga si..
Tak hanya sendiri, teman setia juga selalu menemani
Kepergianku
kesana sebenarnya diawali dari permintaan asisten manager perencanaan. Pak Koko
mengajak tim Cendana untuk berangkat dan meliput kegiatan. Sekaligus meminta
bantuan aku untuk menjadi MC Acara. Aku tak sendiri. Dua kawan juga ikut
menemani, sebut saja mereka Beers dan Barbs. Haha, nama mereka Vincent dan Ipma. Katanya mereka ini pemalu lo ya, alias malu-maluin hahaha....
Wajah anak penerus bangsa dari NTT khususnya dusun Panaf, dari mereka kita bisa melanjutkan masa depan yang tak terlihat di masa saat ini.
Calon penulis, Asri Vitaloka
every best capture at this blog is supported by . Vincentius (our friends)
every best capture at this blog is supported by . Vincentius (our friends)
No comments:
Post a Comment