Sudah 1,5 tahun lamanya aku tinggal di Kupang. Semakin hari semakin
menetap tempat-tempat yang rutin dikunjungi. Mulai dari pusat keramaian di
mall, tempat karaoke, tempat makan, dan tempat nongkrong. Ada tempat yang
memberikan pemandangan pantai dengan sunset yang luar biasa. Itu ada di Kupang.
Lokasinya sekitar 20 menit ke arah pelabuhan. Sambil menyantap minuman segar
bersoda kau bisa menunggu matahari tenggelam dengan banyak kapal bersandar di
sekitar area pelabuhan.
Beberapa minggu belakangan aku banyak menghabiskan waktu
sekitaran daerah Tebing Café and Bar. Sebuah kafe yang menawarkan pemandangan
menyenangkan. Kau akan lupa sejenak mengenai kerjaan kantor, hiruk pikuk kota
Kupang, dan juga pusat keramaian mall. Nah, berhubung akhir minggu ini ada
beberapa kawan jauh datang akhirnya kami berangkat lagi kesana.
Waktu ini Kupang lagi begitu terik. Kau harus siap dengan sunglasses yang paling unyu untuk
menghalau kerasnya matahari. Jika sudah sampai didepan kafe akan terlihat mobil
terparkir dan beberapa motor di pinggir jalan. Kau akan melihat tangga yang
hanya dibuat dengan semen dan batu batu besar diantara sela-sela anak tangga. Pintu
depan kafe juga terletak di pojok kiri bangunan dengan aksen kayu yang kental. Pokoknya
“alam banget deh”!
Kupang yang
panas, Matahari terbenam juga masih jauh
Sebenarnya spot tercantik dari tempat duduk di Tebing Café ini
ada di meja panjang dengan kursi tinggi dekat dapur kafe. Pemandangannya
langsung luas menuju ke arah matahari, pemandangan birunya langit. Jika anda
melihat ke bawah laut dengan kapal-kapal bersandar akan terlihat. Kapal-kapal
besar akan terlihat sedang berlabuh di pelabuhan yang tak jauh dari kafe. Tidak
ada bangunan tinggi menjulai yang menutupi, paling hanya pohon tinggi yang
berusaha menghalangi cahaya matahari.
Nah, berhubung kami berenam. Aku memilih meja kotak dekat
kasir. Aduh, terik matahari lebih kuat dari sebelumnya! Rindu sih sama Kupang
yang panas, ketimbang harus hujan setiap hari. :”)
Tapi akan
adem kalau ngajak si…
Matahari emang bersinar terlalu keras, hanya saja akan adem
kok kalau ditemenin sama temen yang unyu-unyu sekalay. Haha. Jalan kemarin nih
edisi nemenin teman se-kantor tapi pada penempatan yang jauh banget. Ada yang
di Kefa lah, Soe, bahkan ada yang dari Sabu. Jauh ya?
Mohon abaikan muka indah mereka karena mereka sebenarnya tak
seindah itu. Beneran yang ini becanda.
Si Bos 1
Si Bos 2
Si Bos 3
Calon bos (nanti)
Tujuan
utama kesini : “Melihat SUNSET”
Kalau kamu orang Kupang atau sedang main ke Kupang pasti
akan memilih beberapa tempat yang cocok untuk melihat matahari terbenam. Salah satu
spot terbagus selain Pasar Ikan Oeba. Aku memilih tempat ini untuk kau jadikan
tujuan mencari spot melihat sunset terbaik di kota Kupang. Dengan kursi-meja
yang terbuat dari kayu, dekorasi yang kental dengan pantai dan kapal. Pokoknya anda
bisa datang sekitar jam 5. Karna kafe ini sebenarnya baru buka pukul 5 sore. Tapi,
entah kenapa kemarin pas datang di jam setengah 5 kafe sudah terbuka untuk para
tamu, padahal sebelumnya tidak dibuka sampai jam 5 sore. Mungkin tamunya banyak
yang datang kecepetan ya..
Nah, ada beberapa larangan sebenarnya kalau anda perhatikan
pas masuk kafe di dekat tempat helm. Salah satunya adalah “dilarang camera DSLR”!
entah apa maksud dari pemilik tempat. Sepertinya mereka menyimpan agar tempat
mereka hanya untuk kafe dan mungkin memberikan waktu/kesempatan khusus (baca :
sewa) jika ingin melakukan pemotretan disana. Jadi ngga banyak tamu yang
membawa kamera DSLR, biasanya hanya kamera handphone saja.
Kalau boleh
ngasi tau ya?
Kafe yang terkenal dengan segala keunikan dari dekorasi dan
pemandangannya yang alam banget ini ternyata pemiliknya bukan dari Bali lo. Aku
awalnya mengira si pemilik dari Bali karna begitu pantai banget dan kalau
berada di dalamnya terkesan orangnya begitu kreatif sampe aku kira asalnya dari
sana.
Semua perabot kayu
diambil dari kayu kapal beneran lo.
Kalau aku ngga salah ingat. Nama mba yang sekarang jagain
kafe ini namanya mba Mirta. Dia asalnya dari Jawa kalau tidak salah. Pemilik sebenarnya
adalah kakak wanitanya yang memiliki suami yang memiliki pekerjaan sering
berlayar. Kayanya itu deh yang menjadikan salah satu alasan kenapa semua kayu
di kafe itu tebal dan berat sekali. Coba aja geser salah satu kursi kalau ngga
geger kau sama beratnya (lebay ye). Cuma aku ngga becanda ya sama beratnya
meja-kursi disana lebih berat ketimbang meja-kursi di warkop.
“Iya mba, semua perabot kayu disini pake kayu bahan pembuat
kapal”, cerita mba Mirta. Begitu masuk akan ada butiran pasir seolah-olah kau
berada sangat dekat dengan pasir pantai. Meja kursi yang disiapkan juga tak
sama bentuknya dan disebar di berbagai sudut kafe yang tidak terlalu luas. Bahkan
ada kursi yang hanya disiapkan untuk dua orang dengan meja yang berbentuk
potongan ujung kapal. Cantik dan romantis sekali.
Kalau diperhatikan
ada ruangan yang agak luas dari sudut kafe.
Jika anda memiliki kesempatan untuk datang kesana. Ada sebuah
sudut kasir dengan dapur untuk menyiapkan makanan. Semua dekorasi begitu
menarik mata. Di belakang kasir terdapat beberapa rempah-rempah yang tersimpan
dalam botol kaca. Begitu artistik.
Nah di depan kamar mandi, terdapat satu bangunan yang agak luas. Aku
kira itu dipersiapkan seperti ruang sewa serba guna. Tapi, aku salah. Itu bangunan
tempat tinggal untuk pemilik tinggal. Bayangin deh si pemiliknya kalau kafe
sedang tutup di pagi hari bisa merasakan nuansa pantai di setiap harinya. tidak
butuh lagi kalimat “I need vitamin sea”. Kau sudah mendapatkan vitamin sea mu sepanjang waktu dan setiap hari.
Kafe ini buka hanya
dari sore hari.
Pernah satu waktu aku duduk dan memperhatikan sekitaran
kafe. Kafe ini memang didesain menarik dan begitu outdoor. Pernah sekali aku kesana dan hujan. Mereka harus menutup
kafenya. Sebagian besar tempat duduk yang ditawarkan beratapkan langit secara
langsung.
Perhitungan cepat pun aku lakukan. Mereka hanya memiliki
waktu 5 jam per hari dikali 7 hari dalam seminggu. Itu juga kalau tidak hujan. Sedangkan
waktu paling tepat untuk pergi kesana pada jam 5 hingga 7 malam sambil menunggu
matahari tenggelam. Setelah itu, anda dapat menikmati pemandangan malam dengan
lampu-lampu dari pelabuhan.
Kalau matahari belum juga menunjukkan tanda-tanda mau tenggelam mending bawa permainan sendiri. Mungkin bisa bawa kartu UNO yang legendaris di tempat-tempat kafe?
Kalau matahari belum juga menunjukkan tanda-tanda mau tenggelam mending bawa permainan sendiri. Mungkin bisa bawa kartu UNO yang legendaris di tempat-tempat kafe?
Musik Kafe juga
mendukung suasana.
Walaupun pemandangan dan dekorasi kafe sudah sangat memberi
kesan nyaman. Musik yang diberikan di kafe ini menjadi satu hal lain yang
membuat pengunjung senang. Nuansa musik agak cepat biasa diberikan sebelum
matahari tenggelam. Pada malam hari, aku pernah diam disana dan diperdengarkan
lagu dengan nuansa jazzy! So match banget dengan suasana yang hening apalagi buat ngedate sama bebep kamu. Sweet!
calon penulis, Asri Vitaloka
Let's find the other article for "Kupang Look" but i haven't write it! hahaha...
selalu menarik sekali apa yg kamu ceritakan.
ReplyDeleteMakasi grista.. jangan lupa baca yang lain juga yaaa.. 😂
Delete