Kunjungan kami ke SDN Sinar Atubesi, Lamaknen, Belu. Ingat saat kesana jangan
nyalakan paket data ya, takut roaming dengan sinyal Timor Leste! Nanti tiba-tiba pulsa habis aja. Ops.
Dari salah satu perbatasan Atambua dengan Timor Leste terdapat sebuah
sekolah dasar dengan jumlah siswa sekitar 65 orang. Mereka melakukan kegiatan
belajar-mengajar dengan seadanya. Kami datang dalam sebuah kegiatan
traveling and teaching #9 untuk sekedar mengunjungi sebuah sekolah
dengan segala keterbatasan yang ada. Terdapat sekitar 5 kelas disana, dengan
peralatan mengajar yang juga minim namun disanalah mereka berada untuk menuntut ilmu!
Sudah kali ke-9, komunitas 1000guruKupang mengadakan
kegiatan rutin yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Dinamakan dengan nama "travelling and teaching dan mengambil
lokasi sekolah yang dekat dengan perbatasan Timor Leste. Dekat sih dengan
perbatasan, hanya saja perjalanan kesana dari Kupang jauh lo ya!
Sekitar 40 orang berangkat dari Kupang malam Jumat, 10 Maret
2017. Berkumpul di sebuah rumah panitia dengan dua bus yang siap mengangkut
kami menuju perbatasan. Kloter kedua berangkat sekitar pk. 21.00 WITA dan hanya berbeda beberapa jam dari keberangkatan pertama.
Perjalanan menuju lokasi membutuhkan waktu sekitar 10 jam perjalanan. Seluruh
perjalanan tak ditempuh menggunakan bus, kami terpaksa harus berganti kendaraan
dengan truck TNI dari kota Atambua untuk dapat menjangkau lokasi sekolah.
Sekolahnya Jauh Lo!
Masih ada ya sekolah di perbatasan? Baru tau deh. Perjalanan
dari Atambua ke lokasi sekolah membutuhkan 2 hingga 3 jam perjalanan. Awalnya
anda hanya akan melihat rumah warga di sepanjang jalan. Semakin lama hanya ada
pohon hijau dan beberapa anak sungai. Sesekali anda juga akan melihat pemandangan
berupa bukit hijau. Luar biasa deh.
Kalau hanya perjalanan mendaki atau menurun masih aman. Tapi
kalau sudah tambah melewati jalur sungai kecil? Men, bisa-bisa anda tidak dapat kembali menuju kota. Beberapa titik menuju lokasi sekolah anda akan melihat titik-titik
jalan anak sungai. Begitu hujan deras turun melanda, maka anda akan terjebak di desa
Lamaknen. Ngga mau dong tertinggal di desa orang?
Sewaktu sampai di sekolah, seorang guru mengatakan,”Kalau
jalan kearah bukit di sebelah sekolah dan berjalan terus hingga menemukan
sebuah parit, nah itu sudah perbatasan Timor Leste!”. Begitu dekat dengan
perbatasan. Butuh waktu dan perjuangan hingga dapat sampai kesana. Namun semua akan hilang begitu saja sesaat setelah anda menyaksikan sebuah tarian penyambutan oleh warga Lakmanen. Suara dentuman tangan anak sekolah memiliki irama yang unik dengan menggunakan si alat musik Likurai.
Penyambutan itu keharusan.
Delapan belas volunteer
datang berkumpul di hari yang sama dengan tekad yang sama. Yaitu,
jalan-jalan! Eh, maksudnya mengajar.
Perjalanan yang melelahkan dari Kupang tak menyurutkan semangat rombongan untuk meneruskan acara mengajar di hari Sabtu. Alunan musik Likurai membuat acara penyambutan semakin ramai. Satu per satu rombongan diberikan sebuah selendang sebagai pertanda penyambutan pihak sekolah. Sudah ketiga kalinya aku mengikuti acara TnT dan hampir semua desa memberikan penyambutan. Keramahan dari warga desa di NTT memang terkesan unik. Bahkan saking ingin menunjukkan penerimaan yang begitu luar biasa, tak jarang kepala desa sampai melakukan penyembelihan sapi. Woww ya!
Sebelum acara mengajar, Kepala Cabang Dinas PK, Thomas dan Kepala Sekolah, Serafina memberikan sepatah dua patah kata yang memberikan ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya untuk kunjungan rombongan 1000gurukupang ke Lakmanen, khususnya SDN Sinar Atubesi. Ketua rombongan, Chritin juga memberikan sambutan,"Semoga kedatangan kami dapat memberikan kecerdasan bangsa dan ... ".
Tak hanya
tangan kosong.
Kedatangan sekitar 40 orang bukan cuma buat jalan-jalan dan
berkunjung saja ke sekolah. Selain membawa beberapa donasi untuk sekolah,
setiap volunteer menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan
untuk mengajar anak sekolah sambil bermain.
Dikala waktu belajar sedang berlangsung, sesekali aku
melihat ke beberapa kelas. Dan mereka sangat kreatif! Sebuah kelas terlihat
mengajar di bawah pohon rindang dengan menggelar sebuah karpet besar berisi
permainan ular tangga. Ternyata konsep permainan ini mengajarkan secara tidak
langsung kepada anak-anak untuk mengenal warna dadu dan jumlah angka dadu.
Kelas lainnya membuat sebuah replika Indonesia dari bahan
kardus dan dituliskan nama dari pulau tersebut. Lucu deh! Anak-anak sekolah
pasti dapat lebih cepat mengingat nama pulau di Indonesia. Setiap volunteer memiliki cara mengajar yang berbeda untuk menarik
perhatian anak-anak. Anak-anak jadi dapat
bermain sambil belajar deh!
Pohon harapan…
Tidak hanya mengajar yang 1000guruKupang dapat berikan ke SDN Sinar
Atubesi. Anak sekolah juga diberikan sebuah pohon harapan tanpa daun. Dimana mereka
akan diperkenalkan terlebih dahulu mengenai profesi yang dapat volunteer jelaskan. Biasanya tak sedikit siswa memilih profesi yang sering mereka jumpai, seperti menjadi tentara, polisi, pendeta,
atau guru. Untuk itu kami sebagai tim 1000gurukupang memberikan pandangan yang
lebih luas mengenai profesi lainnya. Kemudian anak sekolah akan menuliskan nama beserta harapan mimpi mereka dan menempelkannya pada pohon harapan. Tidak hanya menuliskan, biasanya volunteer akan memberikan nasihat untuk tetap mengingat mimpinya dan jangan pernah melupakan cara untuk mendapatkannya. Tentunya dengan belajar ya.
Terkadang keikutsertaan dalam kegiatan sosial bukan hanya ajang dalam
mengumpulkan foto lucu yang bisa di upload pada akun media sosial. Tapi, ini lebih daripada itu. Hal yang menyentuh dan jauh dari kata layak akan
terbersit di pikiran anda. Tanpa sadar segala bentuk tak bersyukur akan
berkurang, berubah menjadi kebahagiaan penuh syukur akan semua yang sudah
pernah diberikan Tuhan. Kesempatan aku dan kamu lebih banyak dari mereka, maka
jangan sia-siakan!
Asri Vitaloka
Calon Penulis.
Sesuai namanya “Travelling and Teaching”, maka kerjaan kami waktu ke
perbatasan Atambua bukan hanya untuk mengajar. Tapi ada jalan-jalan lainnya
yang kami lakukan. Kali ini kami memilih Fulan Fehan, sebuah perbukitan nan
hijau dikalau habis hujan dan dihiasi benteng-benteng di sudut tertentu. Benteng
tujuh lapis juga di dekat sini, tapi sayangnya kami hanya camping di kaki
bukit. Mau tau? Setelah ini lah ya..
Mau tau caranya jadi volunteer?
Dalam kesempatan mengunjungi SDN Sinar Atubesi, tim 1000gurukupang telah menyiapkan segala kebutuhan mulai dari mencari volunteer hingga menyiapkan donasi. Dalam pencarian volunteer tentunya tak hanya sekedar pilih teman nih ya, ada seleksi yang harus diikuti bagi calon volunteer.
Dalam tahap awal, calon volunteer
dapat mencari informasi di instagram @1000_guru_kupang. Jangan lupa untuk mengirimkan surat lamaran sebagai volunteer
dengan mencantumkan minat dan keinginan untuk ikut dalam kegiatan Tnt #9. Volunteer yang berhasil masuk akan
menjalani dua technical meeting agar
memahami apa yang perlu dipersiapkan saat mengajar disana. Kegiatan TnT kali ini tak hanya mendatangkan volunteer
dari Kupang, beberapa bahkan
datang dari luar daerah. Seperti Jakarta, Bandung, dan Malang. Bahkan satu
diantaranya masuk dalam 1000guruMalang dan ikut kegiatan Tnt #9 di Atambua.
No comments:
Post a Comment