maafkan muka aku ya.
Mengingat perjalanan singkat dua hari di Maumere tentunya tak membuat
aku lupa mengenai Ende. Kedua kota tersebut begitu dekat. Hanya cukup
menghabiskan waktu selama 2 hingga 3 jam untuk sampai ke Ende dari Maumere.
Sekitar akhir tahun lalu, kuputuskan untuk mengunjungi Kelimutu melalui
Ende. Tak hanya Kelimutu, rombongan kami waktu itu singgah ke beberapa tempat
sejarah yang tak kalah menarik. Pantai Green Stone juga dipilih sebagai tujuan
pertama sebelum kami melanjutkan perjalanan ke Kelimutu. Nah mau tau seperti
apa waktu itu? Untuk persiapannya anda bisa mengunjungi blog di bawah ini. Klik
aja ya.
Sebenarnya ke Ende sudah lama banget ya. Bulan Agustus tahun
lalu. Yah, setahun lalu. Tapi aku coba share aja ya. Siapa tau masih ada yang
pengen kesana tapi punya waktu singkat trus bingung mau kemana aja.
jangan ditiru! Nanti aku cerita di tulisan selanjutnya...
Read me more at "Bebas Gaya deh di Kelimutu"!
Read me more at "Bebas Gaya deh di Kelimutu"!
Waktu itu, tujuan utama sebenarnya mau lihat sunrise di Kelimutu. Jadi, yang lainnya
sebagai pengisi waktu aja. Eh, malah tempat-tempatnya bagus semua. Dan bagi
kalian yang ngga terlalu suka jalur darat? Cobain di Flores ya. Jalur
Ende-Maumere itu kadang bikin mual sampai isi perut keluar, tetapi ngga bikin
bosen karena sepanjang jalan anda akan melihat pemandangan yang luar biasa.
Nyampe Ende,
Langsung Kunjungan ke Tempat Sejarah Bung Karno
Nah, jangan cuma mau explore
tempat kece di pantai atau gunung aja ya. Sesekali boleh lah kalian nyempetin
diri buat tau tempat Bung Karno dulu diasingkan jaman-jaman Belanda gitu (kalau
aku ngga salah ya). Dua tempat bersejarah yang kami kunjungi adalah taman
Renungan Bung Karno dan Rumah Pengasingan.
let me selfie first guys!
partner jalan ditambah Pak Karno, salam om!
action like a model (harapan)
capture by : Bang Robay!
Guys, jangan dicuekin
ya!
Buat ke taman renungan kalian emang tinggal masuk aja ngga
pake pintu masuk, karcis atau apapun. Tapi, kalau di Rumah Pengasingan minimal
kalian harus paham jam buka dan tutupnya ya. Jujur kecewa banget pas kami
kesana dan rumahnya tertutup alias ngga buka. Kami kesana di hari Sabtu dan
tepat jam 12 siang hari. Penjaganya udah pulang huhu…
rumah pengasingan Bung Karno selera vintage abiss..
ninggalin jejak pastinya ya.. walau ngga bisa masuk
Abaikan
batu-batu di Pantai Green Stone, Please!
Perjalanan ke arah Pantai Batu Hijau agak berlawanan dengan
Kelimutu. Untuk melihat pantai tersebut anda harus melewati jalanan yang
kelak-keloknya bukan main. Jangan lupa berdecak untuk birunya air laut di
pantai tersebut dan pasir hitamnya begitu luar biasa dengan hiasan batu hijau
disana. Tapi sesampai disana, anda mungkin akan bingung kenapa batunya berwarna
hijau. Nah makin bingung lagi waktu om travel
bilang nama pantainya “Blue Stone
Beach”. Aku sih bingung ya. Entah deh.
batu aja sudah menyambut dengan cinta
nih masih belum percaya kalau aku udah nyampe?
biasa ya, selfie aja sampai bosan.
Guys, jangan dicuekin
ya!
Walaupun kalian emang orang strong banget dan jarang mual, muntah, sakit kepala pas perjalanan
darat? Tapi mending jangan remehkan perjalanan di Ende. Dari kota Ende menuju
pantai sebenarnya begitu mengasyikan. Akan bertemu dengan desa, hamparan bukit,
dan pemandangan pantai dengan tebing tinggi di sebelah kanan jalan. Hanya saja
aku saranin kalian untuk membawa antimo atau obat anti mual saat melakukan
perjalanan ya. Trus satu lagi, jangan pernah bawa batu Hijau di pantai untuk
dibawa pulang. Repot cin, disuru masukin bagasi. Ini pengalaman.
fokus aja di batu dan lautnya
Tukar
Budaya di Desa Wologai
Menuju ke Kelimutu ternyata anda bisa loh melihat sebuah
desa adat Wologai yang begitu indah. Katanya rumah-rumah adat yang terbuat dari
bambu dan jerami itu pernah terbakar lo. Untungnya saat tiba disana, rumah adat
Wologai telah berdiri tegak kembali.
diantara rumah-rumah Wologai
salah satu sudut desa Wologai
cuplikan keramahan ibu-ibu Wologai
Apa ya yang bisa dilakukan disana? Kalian berkunjung untuk
melihat suasana desa yang tenang, tanpa macet, tanpa gadget, dan tanpa hiruk pikuk dunia. Warga penduduk asli menjual
beberapa kerajinan tangan dan kopi luwak (bukan kopi luwak white coffe ya).
duduk dan bercengkrama bukan main gadget ya
rencana mau beli kopi luwak si nona
hanya duduk sebentar, tak bermaksud menetap
disambut sama sekeluarga bapak Wologai
Guys, jangan dicuekin
ya!
Untuk sampai ditempat baru, jangan pernah lupa untuk minta
ijin. Mau sepi, rame, atau apapun. Jadi, pengalaman aku disana. Aku diberitahu
oleh ibu Wologai kalau ada satu area desa yang memang tidak boleh dinaikin
sembarang. Hanya jika ada upacara adat. Dan begitu kamu latah naik keatas area
itu tanpa alasan khusus, menn kau harus memberikan persembahan berupa 1
kerbau!! Lemes ngga tuh. Jadi, aku saranin hati-hati! Bukan bikin parno, tapi
semakin kental suatu daerah dengan adat istiadat biasanya semakin banyak aturan
yang masih mereka anut. Tentunya ini berbeda jauh dengan lingkungan perkotaan.
berani naik ke atas rumah yang disamping aku?
sok sok aja mau kasi tunjuk nari Bali ke ibu-ibunya...
Nah, itu dia beberapa tempat yang bisa aku share. Terus Kelimutunya mana? Aku bahas
di tulisan aku selanjutnya ya.. Jangan lupa komen lucu di bawah ya atau kontak
aku aja kalau mau nanya lebih banyak. You
can connected with me at my account instagram @asri_vitaloka. Thank you.
Asri Vitaloka, calon
penulis | asrivitaloka@gmail.com
Salam buat keluarga
kamu, salam buat temen kamu, dan salam kenal buat kamu ya. Sapa tau besok kita
temenan!
Oiya, kalau kamu mau
ke Maumere juga jangan lupa buat klik blog aku dibawah ini ya. Dua hari di
Maumere, aku habiskan buat ke Pulau Pangabatang, main di Coconut Beach, dan sekedar rootop-an
di hotel apa gitu! Yah, klik aja link dibawah ini ya.
Aaaakk..itu batu-batunya lucu banget kak :)
ReplyDeleteHahaha yuk kak main kesanaaa...
Delete