aku sih ngga bisa nolak Bandung
Lama waktu yang diperlukan untuk tau “Siapa diri kamu sebenarnya?” dan “Apa
passion kamu sebenarnya?”. Untuk seseorang yang tak peduli, maka akan
menghabiskan waktunya sesuai dengan apa yang terjadi disekitarnya. Diperlukan
waktu sendiri, waktu merantau, menjajaki masa kuliah, hingga akhirnya memiliki
kesempatan untuk dapat melakukan apapun yang kau inginkan. Kau yang berpikir,
kau yang melakukan, dan silahkan bertanggung jawab dalam setiap mimpi, dan
passion yang ingin diwujudkan.
Mendapatkan sebuah kesempatan untuk kembali ke Bandung. Dalam status
yang berbeda, tak lagi memiliki kewajiban pada orang tua untuk membuatnya
bangga sebagai lulusan mahasiswi sebuah perguruan tinggi swata. Kini kembali
dalam aura, situasi, dan napas berbeda. Sebagai seseorang yang nyata yang ingin
mengenang masa-masa pembentukan dirinya. Masa sebagai seorang anak yang baru
merasakan keluar dari rumah.
Weekend lalu kesempatan buat aku mengenang Bandung dari sisi berbeda. Beberapa tempat udah masuk list biar ngga lupa semenjak menyentuh kota itu. Yang pastinya harus sentuh kampus dan kosan lucu yang udah nemenin sekitar hampir 3,5 tahun lamanya.
satu sudut penuh warna Bandung
Nah, sedikit waktu sebelum meninggalkan Bandung. Aku ada
sedikit keinginan untuk bisa kembali dan sekedar mengenang kembali indahnya
masa kuliah. Sekedar merasakan kembali kota Bandung tanpa rasa dikejar tugas
akhir kuliah, tanpa takut terjebak macet dan ngga kembali tepat waktu untuk
mata kuliah tertentu. Pokoknya dalam keadaan bebas.
1. Kembali Rasakan Batagor Khas Bandung
CMIIW banget nih
ya. Aku taunya beberapa makanan khas kota dingin ini, yah Batagor, ada Surabi,
ada tahu gejrot. Dan masih banyak lainnya. Tapi makanan terpilih adalah Batagor
& Siomay Kingsley!!!
Batagor Kingsley men, sapa berani?
Kaya ngga ada aja di luar Bandung yak? Pokoknya harus
cobain, harganya mayan. Aku ngga tau sih mana batagor yang lebih enak kalau di
Bandung. Pernah denger, muncul di map, sung deh disamperin! Hahahaha…
Catatan aku ya!
Ada seorang selebram si Harival namanya. Dia memberikan info
kalau mau nongkrong murah meriah dengan nuansa outdoor kamu bisa kunjungi Pasar Cisangkuy. Untuk nyicipin kuliner
Bandung juga ngga perlu keliling cukup datang kesana kamu sudah bisa mencicipi
banyak makanan. Hingga makanan steak
juga dijual lo ya.
2. Sudah Sekilas Kuliner, Cuss Tangkuban Perahu
Dari sekian banyak pilihan yang bisa didatangi. Aku memilih
Tangkuban Perahu sebagai lokasi alam satu-satunya yang akan didatangi. Sebenarnya
banyak yang dapat didatangi, seperti kami melewati Rumah Miring, Farm House,
Maribaya, dan lainnya. Tapi rame banget dan kaya pasar. Baru mau parkir aja
sudah kalah sama massa yang baru keluar dari bus.
hijaunya ya
jangan tergoda dengan suhu dinginnya ya, ini panas juga lo
Begitu sampai Tangkuban Perahu, mata anda akan disajikan
sebuah perjalanan dengan pemandangan hutan, kabut atau asap belerang, bau
menyengat dari kawah, dan beberapa titik point
wisata alam yang dapat dikunjungi.
kabut atau belerang?
bahagia gitu deh
sok lu gaya selebgram
Catatan aku!
Disana ada banyak jualan mie instan, aksesoris oleh-oleh,
dan ngga perlu khawatir kalau mau ibadah bagi Muslim karena ada Masjid besar
disana. Perhatikan untuk membawa masker sendiri kalau tidak kuat dengan bau
belerangnya ya.
mie instan rasa view hutan sekitar
kalau cerobong asap suka suasana berasap
3. Doyan
Film Sherina ngga? Mampir Boscha kalau gitu!
Ini film kesukaan banget jaman SD atau TK? Diputar terus
sampe elek pokoknya ya. Nah, liat-liat di map ternyata sejalan dengan arah
pulang. Maka mampirlah kami menuju Boscha Observatory, ITB punya cuy. Aku baru
tau!
udah mirip Sherina belum?
udah ada semenjak 1932
Biayanya murah kok cuma 15K, dan aku GRATIS. Seneng ya? Ngga
bayar. Yaiyalah, orang sudah tutu psi Boscha. Jadi dengan penuh kecewa cuma
bisa minta ijin berputar dan berfoto didepan gedungnya yang khas. Tempatnya si
Sherina dulu lari-larian di filmnya yang berjudul “Petualangan Sherina”.
Catatan aku ya!
Kalau mau kesana bisa
dapat informasi lewat http://bosscha.itb.ac.id/in/kunjungan
dan ditutup di hari-hari tertentu. Mending searching dulu pokoknya di internet,
kapan aja bukanya ya. Disekitar sana instagramable si dan ada took souvenir
juga yang bangunannya lucu banget. Oiya, info dari bapak Satpam kalau di Kupang
juga akan dibangun Boscha ala Kupang dan bisa di remote lewat Boscha Bandung. Semoga segera realisasi!!
toko souvenir buat beli buku
gaya amat lu tong!
4. Ingat
Jaman Pacaran ke Pura Secapa AD (Religi amat yak)
Nah, kebetulan aku mau pencitraan dikit. Eh? Hahaha.. Waktu
jaman kuliah aku pernah mengunjungi beberapa pura di Bandung dan menurut aku
situasi Pura yang lokasi di Cihampelas dalam daerah TNI Secapa AD paling adem.
Mungkin karena ditengah kota ya. Enak banget.
tenang banget ya...
Ada sebuah tempat semacam perpustakaan pribadi dengan
buku-buku beraneka macam. Menggunakan konsep rumah tinggal dengan ruang tamu
dan kamar namun disulap menjadi tempat pajangan buku-buku.
Bisa juga menyajikan makanan berat dan ringan untuk sekedar menikmati halaman belakang rumah tersebut. Namanya Kineruku. Buat yang penat dengan situasi macet jalanan atau pusingnya situasi kampus, kamu bisa nenangin diri disitu. Bener.
Bisa juga menyajikan makanan berat dan ringan untuk sekedar menikmati halaman belakang rumah tersebut. Namanya Kineruku. Buat yang penat dengan situasi macet jalanan atau pusingnya situasi kampus, kamu bisa nenangin diri disitu. Bener.
Kineruku
Catatan aku ya!
Dari belokan jalan Cihampelas sampai menuju pura Secapa AD
ada rumah-rumah mewah bergaya alam dan bisa dijadikan rule model buat kamu yang pengen bikin rumah mewah atau sederhana
tapi berkonsep alam. Lucu deh!
5. Lewatin
Pasupati jadi ingat…
Inget-inget jaman kuliah lampau waktu lagi naik daun pake
sepeda apa ya namanya? Sepeda yang macam sepeda ontel tuh. Aih! Itu deh. Aku kena
tipu yang dikira cuma naik sepeda keliling kampus. Eh, ternyata aku harus
ngayuh sepeda dari kabupaten Dayeuh Kolot sampai ke Pasteur. Mati ngga tuh?
hadiah : view seger, adem, ketjeh
Catatan aku ya!
Melihat sebuah kota Metropolitan emang paling bagus di
tengah malam hingga subuh dimana kepadatan kendaraan sudah berkurang dan kamu
bisa menikmati kota dengan cahaya lampu berpedar dimana-mana.
Tapi hati-hati ya, dulu masih banyak geng motor tidak bertanggung jawab yang kabarnya sekarang sudah mulai berkurang di jaman bapak Ridwan Kamil! Akang ketjeh penguasa Bandung noh.
Tapi hati-hati ya, dulu masih banyak geng motor tidak bertanggung jawab yang kabarnya sekarang sudah mulai berkurang di jaman bapak Ridwan Kamil! Akang ketjeh penguasa Bandung noh.
jalan layang Pasupati
6. Kubangun
Masa Depan semanjak di Dayeuh Kolot
Awalnya kurasa memulai cerita perjalanan semenjak berada di
Kupang. Namun, tak kusadari kalau tidak kuliah di Universitas Telkom maka tak akan
ada namanya masuk PLN. Bahkan mungkin bisa diragukan ada kesempatan untuk dapat
menikmati kisah-kisah perjalanan hingga ke NTT ini.
tempat treadmillku dulu (kampus-kosan)
hai, kampus biru jadi merah
teteh aunch, penjaga puri Damai
Jaman kuliah hingga lulus aku terus fokus mencari apa yang
sebenarnya aku inginkan dan bisa menjadi tujuan hidup yang bisa bikin greget!
Akhirnya kuputuskan untuk menyukai tulisan.
Dimulai dari sebuah tulisan berjudul “First”, “Seorang Kawan Jimmi”, dan rencananya aku akan bikin sebuah kumpulan cerita yang mengambarkan banyak warna-warni selama menuntaskan job seeker dan mengembara di Nusa Tenggara Timur. Semoga aja bisa kesampaian sebelum aku ulang tahun ya.
Dimulai dari sebuah tulisan berjudul “First”, “Seorang Kawan Jimmi”, dan rencananya aku akan bikin sebuah kumpulan cerita yang mengambarkan banyak warna-warni selama menuntaskan job seeker dan mengembara di Nusa Tenggara Timur. Semoga aja bisa kesampaian sebelum aku ulang tahun ya.
Catatan aku ya!
Memulai kuliah elektro di 2010, lulus di 2014 awal, dan
sempat menghabiskan waktu di Jakarta selama setahun. Hingga akhirnya saat ini
menepi sementara di Kota penuh Kasih Kupang untuk menemukan semakin banyak
orang, pengalaman, dan warna-warni kehidupan. Terimakasih Tuhan.
maba, ini kakak ya bukan tante.
7. Eiger Deui!
Habis galau dengan situasi Dayeuh Kolot? Maka sampailah
perjalanan menuju Eiger. Maklum ya, di Kupang cuma satu dan akhirnya masuk juga
di beberapa Eiger di Bandung. Nah, apalagi Eiger katanya asalnya dari Bandung
ya? Yaudah deh sekalian liat-liat barang ketjeh dan bawa pulang.
love love orange jus
selow dulu yaw!
8. Keliling
Kota
Perjalanan singkat dua hari di Bandung sudah cukup mengenang
masa-masa indah semenjak kuliah. Beberapa tempat bersejarah yang pernah
menghiasi hari juga sudah didatangi.
Tempatnya masih sama, tapi orangnya sudah berbeda. Sebelum mengejar waktu untuk boarding ke Lombok? Aku sempat mengunjungi beberapa wisata kota, seperti jalan Asia Afrika yang fundamental dan penuh dengan sejarah, terus pusat keramaian Alun-Alun yang terdapat rumput sintentis jadi hijau dimana-mana, dan sempat ngeliatin kantor PLN yang mungil diantara gedung-gedung tinggi kantor tetangga.
Tempatnya masih sama, tapi orangnya sudah berbeda. Sebelum mengejar waktu untuk boarding ke Lombok? Aku sempat mengunjungi beberapa wisata kota, seperti jalan Asia Afrika yang fundamental dan penuh dengan sejarah, terus pusat keramaian Alun-Alun yang terdapat rumput sintentis jadi hijau dimana-mana, dan sempat ngeliatin kantor PLN yang mungil diantara gedung-gedung tinggi kantor tetangga.
gedung sate yang ngga jual sate
gedung Asia Afrika
kukayuh sepeda hingga kerumahmu ya
rumput sintetis ditengah kota (leh uga)
Catatan aku ya!
Keliling kota Bandung pas weekend sebenarnya ngga terlalu pas. Jadi perhitungkan waktu yang
pas. Mungkin di weekdays dan diluar
jam berangkat atau pulang kantor ya. Untuk keliling Bandung kemarin hanya
menggunakan sepeda motor sewaan selama dua hari sebesar 190K ditambah antar
jemout hotel di Pasteur 20K. Seru kan?
resapi, quote kehidupan!
Mungkin tidak sedikit anak muda yang pernah memiliki
nilai-nilai penting selama berada di Kota dingin Bandung. Kota penuh cita,
penuh kreatifitas, dan syarat dengan jiwa anak muda. Apalagi dengan bapak
Ridwan Kamil yang bikin banyak taman lucu, bertema di seluruh penjuru kota.
Bandung semakin menyenangkan dan enak untuk ditinggal, tentunya dengan
melupakan macet di weekend ya.
Tapi, emang Bandung sebenarnya titik awal aku mulai mengenal
dunia. Tekad besar berubah. Semenjak selesai membuat keinginan orang tua
terwujud hingga berhasil mendapatkan pekerjaan yang mapan. Kini, saatnya mulai
mengarahkan apa yang kau inginkan. Bandung pernah menjadi saksi titik
perjuangan untuk bisa lulus, tempat menemukan bakad terpendam sebagai cenayang
(eh,becanda), dan juga saksi bisu kisah cinta anak mahasiswa.
***
Kini? Terimakasih Bandung untuk semua cerita indah, haru, dan
menyedihkan. Penuh suka cita juga duka. Tapi, itulah hidup. Tak akan terus
berwarna cerah secerah biru awan, kadang harus mendung, bahkan turun hujan agar
bisa menampilkan lebih banyak warna-warni pelangi dikemudian hari.
Asri Vitaloka |
@asri_vitaloka | asrivitaloka@gmail.com
No comments:
Post a Comment