keliatan ngga baju kerjaku?
Sudah lebih dari sebulan semenjak kepindahanku ke Pulau Rote demi
menjalankan tugasku selanjutnya di perusahaan tempatku bekerja dan ternyata
banyak cerita menyambut. Banyak yang mengatakan kepergianku ke Rote cukup pas.
“Kan suka jalan-jalan” atau “kan jadi makin banyak cerita buat blognya”. Bener
sih tapi aku ngga nyangka bakal diberikan sambutan luar biasa. Mau tau seperti
apa satu bulan pertamaku disini?
Say “YA” to Rote Island! Ini slogan pertama yang
terlintas di benakku. Setelah sekian lama ingin menulis mengenai Rote dan ngga
pernah dapat waktu lebih untuk benar-benar menuliskan. Terlalu banyak “Ya” yang
harus dipaksakan saat beradaptasi disini. Tapi, ngga semua hal yang aku tulis
benar-benar membuat tidak nyaman ya. Hanya saja kalian harus nantikan
tulisan-tulisanku yang selanjutnya mengenai pulau paling terselatan di
Indonesia.
Ya, Kusudah Disambut
Penerbangan Langka
Belum
sampai di Rote Ndao, aku sudah dihadapkan dengan permasalahan angin kencang
dimana kapal tidak jalan, kemudian pesawat penuh. Alhasil, mau ngga mau kami
harus menunda penerbangan dari Senin hingga Kamis pagi. Walaupun begitu foila..
kami menyentuh Rote dengan selamat. Karena ini pertama kaliku pindah ke pulau
lain.
Ya, Kedekatan Anda
diuji dengan Bensin Langka
Menurut informasi orang yang sudah lama menetap, bensin
langka biasa terjadi sekali setahun. Tapi, saat aku disana bensin langka dua
kali dalam jangka waktu dua bulan. Pada saat berlangsung, anda harus berjalan
perlahan dan pergi bersama-sama saat memiliki tujuan yang sama. Semua karena
bensin yang langka. Bayangin aja bensin yang biasa dijual 1 botol 10K, bisa
jadi 20K bahkan lebih. Siapa yang bisa menolak? Mau jalan kaki? Aku sih ogah.
Ya, Anda Kedapatan
Menikmati Peran Anak Pulau
Aku ngga akan bohong kalau hidup di Pulau Rote dalam bulan
pertama adalah hal yang sedikit menyulitkan. Terbiasa dengan kehidupan Kupang
dimana anda masih dimanjakan dengan fasilitas kota, seperti Mall, tempat
Karaoke, dan Bioskop. Tapi tidak di Rote.
Kenikmatan yang anda rasakan akan berbeda. Tidak ada hiruk
pikuk terlalu ramai layaknya kota besar dengan jalanan padat di pagi hari.
Situasi seakan sepi apalagi di momen bensin langka. Kota ini seakan kehilangan
nuansa berkendara di sepanjang jalan. Semua orang seakan menetap di rumah
masing-masing dan tidak melakukan aktifitas berarti.
Selain itu, tentunya anda akan mulai menikmati nuansa alam
yang disajikan. Coba saja nikmati sunset di pinggir pelabuhan Ba’a. Atau
sekedar berkeliling melintasi antar pedesaan dimana anda akan melihat hamparan
padang kering dengan segerombolan sapi yang melintas kesana kemari. Begitu
menyejukan.
Ya, Surga Anak Surfing
itu di Rote!
Kalau anda salah satu penyuka surfing, pasti anda mengetahui bahwa Rote memiliki salah satu spot
yang terkenal bahkan di dunia turis asing. Sebut saja dia Nembrala Beach. Dalam
satu bulan aku ternyata dapat kesempatan untuk melihat daerah Nembrala sana. Dimulai
dari pantai Nembrala, pantai Boa, Lifulada, hingga pantai Oeseli.
Catatan dari aku ya.
Entahlah jika anda
datang ke Rote di daerah Nembrala untuk menikmati pantai sepertinya anda akan
sedikit kecewa. Nembrala cocok untuk peselancar yang memang mencari ombak
besar. Tapi rasanya agak sedikit tidak mengiurkan bagi penikmat pantai. Kebetulan
aku belum sempat ke daerah lain. Untuk bayangan juga, disekitar Nembrala sudah
seperti tempat wisata dengan bule dimana mana. Anda akan melihat hotel berjajar
dengan cafe dan tempat spa dimana-mana. Suasana berbeda dari kota Ba’a, Rote. Yah, paling ngga kau bisa makan burger/pizza di Nembrala.
salah satu burger di Narrow Cafe, Nembrala
Ya, Kutak Menyangka Air Melimpah di Rote
Tidak seperti Kupang yang agak sedikit susah air. Ada satu
tempat berkumpulnya air yang bernama Oemau.
Lokasinya tak jauh dari bandara dan perkumpulan kantor Bupati. Jika anda
turun dari bandara maka hanya membutuhkan sekitar 10 menit untuk sampai ke
lokasi tersebut. Deket banget kan?
Catatan dari aku ya.
Enak banget kalau main
kesini pas pagi hari. Hmm, air beningnya pasti bikin kamu ga tahan buat ga
nyemplung. Tapi, hati-hati ya. Karena disini banyak warga yang memanfaatkan
untuk mandi dan mencuci. Jadi, nyemplungnya pas sepi aja. Trus kalau kalian
berdiri agak lama didalam air, maka ikan-ikan kecil akan datang dan mulai
mengigit kecil. Entah deh ya, kali itu kaya ikan yang dijual di mall dan
tertulis “Bagus untuk Kesehatan!”.
Ya, Jadi Apa
Kesimpulanku tentang Rote?
Rote itu indah dan katanya tak pernah gagal memberikan
sunset yang romantis. Bener ga ya? Kalau ngga percaya bisa dicobain deh liat
sunset di sekitar pelabuhan Ba’a. Beneran romantis. Apalagi ditambah dengan
makan salome Mas-Mas 10K. Ah, syurga..
Waktuku baru sebulan dan aku sudah menemukan padang Savana rasa Sumba, sunset cantik ala Rote, bahkan sumber air yang jernih banget kaya di Flores. Aku ngga tau lagi bakal nemuin apa kedepannya di Rote dan semoga menjadi satu pengalaman baru ya...
Thank you ya sudah melihat tulisan pertamaku mengenai Rote. Kuanggap ini suatu penerimaan dariku terhadap indahnya Rote dengan segala tugas tanggung jawab saat kesini. Percaya aja, sambil bekerja sambil kuceritakan romansa bekerja di pulau paling selatan Indonesia. Doakan aman ya aku disini, dan semoga ada kesempatan kalian untuk mampir ke tempatku.
Jangan lewatkan juga kegilaanku sewatu melali (baca:main) ke GarudaWisnu Kencana, Bali ya. Siapa tau kalian nanti bisa mampir kesana. Oke deh,
salam kenal buat kamu dari aku dan calon keluarga kecilku.
Asri Vitaloka | IG :
@asri_vitaloka
No comments:
Post a Comment