Terimakasih sudah bersabar dengan semua sifat yang ada. Terimakasih
sudah mau ada diantara orang-orang yang mungkin tak harus hadir dihidup kau.
Terimakasih sudah berwarna dengan segala bahagia dan sedih yang muncul silih
berganti.
Segelas coklat Sturbucks dengan meja café ala ala selalu bikin hati
ingin menulis sesuatu. Setelah berbagai kegalauan mengenai membuat hati orang
lain bahagia, kuputuskan untuk tak selalu memusingkan semuanya. Kuputuskan
minimal aku bahagia dijalanku. Entah orang lain turut bahagia atau tidak.
Kemudian, aku pun kembali penasaran sesungguhnya apa yang membuat aku bahagia
dan juga sedih. Momen yang jarang aku resapi dan sadari selalu bergilir
bergantian untuk membuat hidupku berwarna. Let’s check selentingan momen dan
pemikiran yang bikin aku mikir akhir2 ini!
Pernah ngga kalian search di google “Apa tujuan hidup seseorang?”, seakan ingin mencoba mencari
jawaban singkat ngapain sih kita selama ini. Sendirian bersama seseorang dan
merasa seakan menemukan sesuatu. Kemudian kembali merasa tersesat oleh sesuatu
yang kadang juga ngga jelas karena apa.
Bahagiaku, Melihat
Senyum dari Kawan Hidupku.
Perjalanan yang selalu kuidamkan semenjak memiliki uang
sendiri kini masih ada, namun tak setajam dulu. Keinginan bepergian ke suatu
tempat tak lagi menggairahkan. Pada saat sampai disuatu tempat. Aku tau apa
yang kucari. Bukan suatu tempat, namun satu orang.
Kita tak lagi ingin berada disuatu tempat dengan siapapun orangnya. Namun,
kini berubah menjadi tak peduli tempatnya yang penting dengan seseorang itu. Dan
aku tau. Bahagiaku, ketika bisa menghabiskan waktu bersamamu, melihat senyum
dari kawan hidupku.
So, What Will Happen to
Me?
Lima tahun lalu pasti aku penasaran dan ngga pernah
menyangka akan dimana dan mau kemana setelah ini? Siapa yang tau aku akan
menghabiskan waktu di Rote, berdiam diri di sebuah pulau terselatan Indonesia. Berusaha
mengabdi di pekerjaan. Sementara dirinya menjauh menuju kearah barat.
Aku selalu membuat diriku penasaran. What will happen to me later? Akankah
aku tetap bepergian dan mencoba mengenal dunia. Atau berubah tema untuk semua
tulisan yang akan kuterbitkan di blog. Atau apa? Aku hanya selalu penasaran apa
yang harus aku lakukan.
Ngga Jarang, Aku
Tersesat.
Semoga buka tersesat dalam arti sesungguhnya. Sewaktu anda
berada di pulau terkecil dengan rutinitas yang tak banyak, maka tak jarang anda
mendapati pikiran yang dipenuhi banyak hal tidak jelas. Kurasa aku tersesat. Jika
anda search di google dan berharap mendapatkannya. Maka kujamin yang ada, hanya
banyaknya ceramah mengenai agama. Atau anda harus kembali kepada Tuhan.
Seperti pembicaraanku tadi siang. Diapun mengatakan,”Di agamaku, jika
kamu tersesat dengan segala pikiran tak mengenakan maka perbanyaklah ibadah”. Sebuah
ucapan singkat dari seorang pria yang akhirnya membuatku kembali berpikir dan
memutuskan,”Oke, aku setuju padamu”.
I need a team! What
for?
Tak ada manusia yang kuat menjalani hidupnya sendiri. Menjaga
diri untuk selalu stay pada tahap
waras, itu tidak mudah. Kita butuh sebuah tim. Dari kecil, anda memerlukan tim
yang bekerja sama untuk membesarkan anda hingga masuk ke sekolah. Mereka adalah
orang tua. Begitu dewasa, anda membutuhkan minimal satu orang lainnya. Dia adalah
kawan hidup anda. Jadi, aku butuh tim.
Ditengah segala ketidak jelasan mengenai hidup. Dan juga perasaan
tersesat yang ditimbulkan. Kurasa, aku lebih terarah jika berdua. Kupikir aku
tak harus selalu kuat dan berpikir sendirian. Untuk itu. I need a team. What
for? For the rest of my life, together with him.
No no. Tak Semua Seperti
Dugaanmu..
Rasanya indah disaat sedang tak
sedih. Dan juga sedih dikala tak lagi bahagia. Begitu menuliskan tulisan ini,
tak sengaja aku menemukan sebuah tulisan dari Adjie dalam sebuah blog. Empat
hal yang sebenarnya lumayan menjawab dan merangkum segala momen yang selalu
kupikirkan tak dapat dipenuhi. Kucoba share.
Jadi, udah paham kan. Semua yang dipikirkan ternyata memang harus
begitu kejadiannya. Yang dianggap tak mudah ternyata memang saat ini itulah
yang terbaik. Jalani aja. Semua akan bergulir. Thanks to my life. Hidupku yang
sudah sabar menjalani beragam hal.
Aku salut.
Asri Vitaloka | Calon Penulis.
masih menunggu cerita selanjutnya....
ReplyDelete