Hai.
Pernah ada di masa yang lagi galau galaunya sebagai insan umat wanita. Mengenai
kapan menikah? Sudah di umur berapa sekarang? Tidak hanya mengenai kapan menikah,
kemudian muncul kepenatan-kepenatan di sela-sela sedang meniti karir. Yang kayanya kalau
dilihat-lihat sudah habis masa menyenangkannya, dan hanya tersisa orang-orang
menyebalkan juga tugas yang tak kunjung habis.
Kesempatan lalu. Lalu banget. Aku iseng aja jalan-jalan sendiri ke
Bali. Pengen banget ngerasain jalan sendiri dengan harapan bisa refreshing. Namun,
ditengah perjalanan ngga kusangka aku justru menemukan perbincangan sekilas dan tak panjang
namun cukup bikin mikir saat itu. Jadi, kucoba mengingat apa aja percakapannya waktu itu ya.
Berusaha Menjadi Asing, Why Not?
Beneran deh, sebelumnya aku mungkin lagi mumet banget ya. Entah
masalah percintaan yang ngga kunjung kelar-kelar. Entah kerjaan yang kayanya
lagi ribet seribet-ribetnya. Hingga akhirnya kuputuskan
untuk menghabiskan waktu beberapa hari di Ubud, Bali. Kucoba untuk memposisikan
diriku layaknya backpacker ala
bule-bule dan mencoba hal baru yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Kucoba untuk menemukan orang baru diluar lingkaran biasanya dan menjadi
asing seasing-asingnya di kota orang. Ini nih seakan lagi melakukan reset
kembali sama kehidupan yang sudah terlanjur kau selami. Cobain deh. Silahkan lakukan
itu sekali-kali. Walaupun tak jarang kau akan tersesat dan menyerah. Namun paling
tidak kamu sudah mencoba hal baru.
Diperjalanan aku bertemu dengan beberapa bule wanita yang melakukan perjalanan sendiri dan mereka memilih Bali yang jelas-jelas jaraknya tidak dekat dengan negara mereka lo ya. Kok mau? Kenapa berani?
Diperjalanan aku bertemu dengan beberapa bule wanita yang melakukan perjalanan sendiri dan mereka memilih Bali yang jelas-jelas jaraknya tidak dekat dengan negara mereka lo ya. Kok mau? Kenapa berani?
Kupelajari bahwa mereka menjadi asing di negara orang dan berani untuk menjadi asing. Beranilah untuk mengambil momen asing di hidupmu, dengan begitu kau
akan dapat melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda dari
biasanya.
Hai, Nice To Meet You.
Ceritanya karna budget
terbatas dan aku cuma pergi sendirian. Akhirnya kuputuskan untuk menginap di salah satu
hotel capsule di Ubud. Disana aku
satu kamar dengan bule-bule. Kebanyakan datang dari Jerman atau Perancis gitu.
Beberapa kali aku bertemu tak sengaja di toilet dengan salah satu bule cantik asal
Perancis. Lirik-lirik pengen nyapa tapi serem karena asli mukanya cantik-cantik galak. Eh, pas senyum dia malah bilang, ”Hai”. Jadi saling nyapa deh. Percakapan yang tidak panjang dan sekedar mengucap kalimat basa basi, tapi selalu berakhir dengan kata-kata, ”Nice
To Meet You”. Dan, aku selalu suka dengan bagian itu. Ini seakan kami saling menyukai setiap pertemuan dengan orang
yang baru dikenal. Lalu berharap apapun yang ditinggalkan dari setiap pertemuan akan menimbulkan kesan menyenangkan.
Kita ngga pernah bisa mengatur akan bertemu dengan siapa. Cukup ucapkan,”Hai,
Nice To Meet You” dan berharap semua akan baik-baik saja. Jika tidak, berarti
itu kondisi terbaik untukmu yang harus terjadi di saat itu.
Apa Kamu Ngga Takut?
Salah satu momen di ruang tamu bersama hotel capsule, aku bertemu dengan Jessica. Bule wanita yang sengaja datang dari negara seberang untuk mengunjungi Bali. Dan kembali aku bertanya,”Apa
kamu tidak takut?”. Dia menjawab dengan mantap. Tidak ada yang perlu ditakutkan
untuk datang ke Bali. Jessica merasa cukup aman untuk bepergian sendirian.
Ditengah paradigma bahwa wanita itu harus takut jika
bepergian sendirian dan dilarang pergi jauh dikarenakan keselamatan. Hmm, justru berbanding terbalik dengan kondisi Jessica. Ia hanya seorang diri bepergian
ke tempat asing dan berusaha melakukan apapun yang mereka suka.
Menjadi wanita selalu tidak pernah mudah. Berusaha menemukan jati diri,
namun tidak memiliki ruang bebas dalam bergerak. Berusaha ditakuti dengan banyak hal, yang
sesungguhnya tidak ada apa-apanya. Kita hanya takut, kemudian tidak melakukan
apa-apa.
Kalau aku lebih takut tidak mencoba dan mati penasaran karna belum tau
seperti apa pengalamannya.
Sendiri Bukan Takdir, Itu Pilihan.
Beberapa bule wanita yang kutemui kurasa bukan lagi a teenager anymore ya. Tapi mereka
bepergian sendirian tanpa pasangan di sebelahnya. Terlihat more strong than wanita lainnya. Ah, seakan memberi ruang buat
bertanya, “Kenapa sih kamu sendirian?”. Apa mereka enjoy ya?
Bukan menjadi rahasia ya. Wanita dengan budaya timur selalu
dicekokin untuk menikah di usia yang pas kalau sudah 27 tahun belum nikah mah
udah lah ya. Jangan harap hidup kalian tenang dengan pertanyaan mana
pasangannya. Ngga sedikit beberapa kawan yang kutemui mengalami masalah dengan
situasi “belum menikah” entah di lingkungan pertemanan dan bahkan keluarga
mereka sendiri.
Hingga saat aku naik pesawat dan duduk dengan satu bule
wanita yang berbeda dan kutanyakanlah mengenai wanita dan pernikahan. Dan disinilah kudapati diriku mendapatkan jawaban yang jauh berbeda dari sebagian besar jawaban orang yang pernah kutanyai pendapatnya.
Kira-kira bule wanita itu berkata bahwa pernikahan adalah sebuah privasi yang tidak dapat diukur dengan usia. Sebuah kebebasan jika anda memilih untuk hidup sendiri dulu atau memilih berpasangan. Dan keluargaku tidak mempermasalahkan hal seperti itu.
Nahlo, syurga kan? Haha.
So, What You Get Asri?
So, what i get? Sampling percakapanku dengan orang-orang asing sedikit membuka pola
pikirku. Tidak ada yang salah dengan pilihan hidup seseorang. Hiduplah dengan
bagaimana anda melihat sudut pandang hidup dari kacamata anda, bukan orang lain. Menjadi
berbeda bukan berarti ada sesuatu yang salah. Jika terlalu keruh untuk mencari
jawaban di situasi anda saat ini maka bepergianlah dan menjadi asing. Siapa tau anda
dapat melihat sudut pandang lain yang berbeda.
Tak perlu khawatir dengan orang-orang yang hadir silih berganti.
Mereka bisa membawa bahagia juga kesedihan. Asalkan jangan lupa mengatakan,”Hai, Nice To Meet You” di awal
pertemuan kalian. Siapa yang menyangka dia akan menjadi mantan atau soulmate kamu kan. Yah, syukur-syukur
jadi pasangan sehati yang akan menemanimu di sisa harimu.
Ampun, mello!
Ampun, mello!
Dan satu. Diluar sana, banyak wanita strong yang seakan tak butuh pasangan dan mereka aman untuk
menentukan pilihan akan berjalan sendiri atau mencari sosok pasangan. Semua kembali
pada dirimu sendiri. Karena itu privasi diri yang bahkan keluargapun tak punya
hak untuk menentukan apakah seseorang memutuskan untuk sendiri atau
berpasangan. Seakan menikmati hidup tanpa beban dengan apapun situasinya.
Gituh!
Gituh!
Ah, udah lah ya. Itu dia beberapa percakapanku dengan bule-bule ketjeh cantik. Lumayan
menambah pengalamanku dalam menghadapi usia 27 tahun di bulan depan. Ayo berjalan,
mari menikmati, dan memutuskan jalan hidup seperti apa yang akan kamu pilih!
Asri Vitaloka | coming soon 27 years old.
Next! Aku coba share beberapa jalan-jalanku yang kaya mau perpisahan di Rote. Pernah denger tentang Telaga Nirwana? Nah, kucoba untuk bahas sedikit di tulisan aku selanjutnya ya. Sampai jumpa lagi! Cheers!
Next! Aku coba share beberapa jalan-jalanku yang kaya mau perpisahan di Rote. Pernah denger tentang Telaga Nirwana? Nah, kucoba untuk bahas sedikit di tulisan aku selanjutnya ya. Sampai jumpa lagi! Cheers!
No comments:
Post a Comment