Asri Vitaloka, tahun 2019.
Actually I don’t remember too much moment at 2019. Bahkan mungkin ku malas mengingatnya. Lebih banyak kejadian menyebalkan. Semua berjalan begitu cepat. Sudah kebiasaanku untuk tidak mengingat momen saat ini. Sudah menjadi kekuranganku, untuk selalu memikirkan yang akan datang. Sehingga aku lupa menikmati saat ini, waktu ini, dengan orang disekitarku. Tapi satu momen yang masih melekat. Sebuah ucapan yang aku terima, yaitu “Disini dulu sama aku”.
Aku ngga pernah nyangka bisa sampai di tahap ini. Kukira aku bakalan
kehabisan energi ditengah jalan layaknya game tembak-tembakan yang kehabisan
amunisi. Kaya tokoh game yang punya batas nyawa. Tapi nyatanya aku masih ada.
Dan kenyataan bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan
kurasa benar. Hanya terkadang anda yang tidak sadar.
Kayanya masih belum terlambat untuk mengungkapkan perasaan
syukur, terimakasih kepada banyak hal. Kepada seseorang, kepada sebuah tempat,
atau bahkan sebuah momen.
Momen penting yang dapat dinikmati seseorang di suatu tempat
dan masih diingat oleh ingatan manusia yang terkadang lemah. Mungkin tidak
semua momen 2019 dapat kuungkapkan tapi kuharap beberapa tulisanku dapat
menyimpulkan seberapa luar biasanya tahun ini.
Masih Menikmati Rote!
Bukan waktu yang sebentar, dan masih berlanjut. Rote menjadi
tempatku mengisi hari dalam hampir 2 tahun belakangan. Banyak suka duka yang
kualami. Perubahan dalam diri banyak terjadi sewaktu berada di Rote.
Sampai di
tahun ini aku masih dalam pencarian jati diri yang secara tidak sengaja malah
mengantarkan aku pada pengalaman dan pencapaian-pencapaian menarik. Seperti tulisanku
di “NgerasainIkut Pemilu di Selatan Indonesia”, pertama seumur hidup dan terjadi
justru di pulau Rote.
Suratku untuk Rote.
Dear Rote.
Terimasih sudah mengajarkan aku bagaimana menjalin hubungan. Cuma
disini tingkat emosi seakan lebih memuncak kemana-mana. Tidak mudah menjalani
hari di pulau paling selatan Indonesia. Begitu beragam pula cerita yang terjadi
di sekitarku, mulai dari patah hati, sakit bertubi-tubi, hingga stress pekerjaan
dan juga lingkungan keluarga. Tapi, pernah dengar? Kita harus diuji terlebih
dahulu hingga sanggup mendapatkan sesuatu yang besar.
Ya, kudapati hampir di setengah tahun 2019 aku dipertemukan dengan
seseorang yang ternyata menemaniku di slot periode waktu saat ini. Masih luar
biasa, namun menjadi kisah bahagia di sisi lainnya. So, Rote give me more than
I need to be exist in this world. I just can say thank you for everything. But,
please! Don’t hold me too long in this island. Haha..
Kutak Lagi Berkaki Kereta.
Ketika kau memulai untuk menulis sesuatu kepada dirimu
sendiri. Ini berarti anda menyadari sesuatu yang sudah, sedang dan kemungkinan
akan terjadi kedepannya. Ternyata 2019 menjadi satu tahun masih dalam proses
mencari jati diri. Kesalahan dilakukan. Semoga tidak merugikan.
Surat untuk Diriku.
Dear Diriku.
Sepertinya cukup sudah untuk melalang-buana tanpa arah. Perjalanan demi
perjalanan yang dilakukan demi mengenal dunia seakan sudah pernah dilakukan. Aku
tak lagi ingat kapan terakhir kali ingin pergi ke suatu tempat. Aku hanya ingat
untuk duduk diam dan beristirahat. Seseorang mengatakan,”Mungkin kau sudah tak
lagi mencari”. Yah, kurasa pencarianku sudah cukup.
Tak ada lagi perjalanan panjang. Sempat kupaksakan untuk pergi ke Bali.
Tahun 2019 mungkin sudah 6x bolak balik kesana. Berusaha mencari sesuatu tapi
nihil. Tanpa tau mau kemana. Tapi, semua berubah dan akhirnya engkau menyadari
bahwa yang kau cari ada disekitar kau. Jadi cukup sudah berpindah dari satu
tempat ke tempat lain. Kini saatnya menetap.
Terimakasih untuk bertahan di semua perjalanan yang pernah ada.
Siapkah Kau Tuk Jatuh Cinta Lagi?
Masih ingat tulisanku mengenai “Berpasangan dengan Beda Agama? Aku Tau Yang Kau Pikirkan!” dan “Perpisahan, Titik”. Oke, itu paling
malas banget diingat kembali dan kusampaikan selamat karena sudah melewatinya
dan please jangan dicobain kalau
kalian sedang menuju di percintaan beda agama. Aku sudah lulus.
Bukan berarti ingin mengumbar. Namun sebuah kebahagiaan
kemudian terjadi. Ada yang mengatakan orang baru datang untuk menyelesaikan
yang lama. Tapi tidak bagi aku. Setiap orang datang untuk mengajarkan sesuatu
padaku. Tidak akan ada yang sia-sia. Hanya saja perlu strong banget buat ngelewatin semuanya. So, ini surat buat anda.
foto taken by : MDP
Surat untuk Anda.
Dear Anda.
Terimakasih sudah ada di sekitarku selama ini. Dimulai awal aku di NTT
dan mulai menulis sesuatu lagi. Anda sudah ada disekitarku. Tak pernah
disangka. Siapa yang bisa menduga. Cerita demi cerita saling dilontarkan. Mungkin
sekedar untuk membuka topik. Eh, ternyata malah menjadi cerita berlanjut.
Pernah ada yang mengatakan mungkin hanya sementara. Tapi besar
harapanku ini bukan sementara. Tentu saja, kita hanya bisa berkeinginan dan
sisanya tidak ada yang tahu. Disini dulu bersama. Bersabar satu sama lain. Mencoba
didepan dan akhirnya berjuang kemudian.
Ah, entahlah. Kita lihat saja :)
Kalau berbicara mengenai resolusi di 2019, ternyata aku tak
benar-benar membuatnya. Hanya tersisa tulisanku “Capek Ngga Sih Jadi Diri Lo? Make Yourself Shine” yang mengeluhkan
mengenai pekerjaan dan sedikit harapan besar mengenai karir dan membangun
keluarga.
Endingnya? Tidak hanya berterimakasih atas penempatan,
perubahan kebiasaan diri yang suka berjalan, atau sekedar momen-momen patah
hati serta pekerjaan yang menguras hati dan pikiran. Rasanya banyak momen
terjadi. Tahun ini juga aku diberikan kesempatan untuk mendapatkan sepetak
tanah yang ingin kubuatkan usaha di Kupang. Ah, semoga aja beruntung ya.
Oke, dengan banyak cincau diatas. Kuputuskan tahun 2020 mungkin aku
akan fokus dalam menjalin hubungan. Berusaha tidak berlari dalam pelarian “lebih
banyak untuk lebih banyak” yang kudapat dalam sebuah buku. Ini merubah mindset
dimana orang berlari mengejar banyak hal sehingga melupakan hal penting
disekitarnya.
Kujadikan tahun ini untuk memberikan prioritas lebih pada keluarga dan
MDP. Berusaha menimbulkan kembali mimpi lamaku. Mungkin jadi juragan kos
lumayan ya. Rasanya aku akan tetap menulis. Mungkin menambah satu kamera untuk
mengabadikan momen penting. Sisanya kubiarkan mengalir, tanpa desakan untuk
menjadi luar biasa. Aku hanya memilih fokus yang berbeda di 2020.
Thanks 2019.
Let’s do it 2020!
salam:Asri Vitaloka, 2020
No comments:
Post a Comment