Perjalanan hidup seseorang tidak pernah ada yang tahu.
Terkadang kamu di kota, kadang kamu di pulau terpencil. Begitu pula dengan
beberapa tahun perjalananku dibelakang. Memulai karir di Jakarta dan kini
berada di Sumba. Siapa yang menyangka?
Aku bertemu dengan beragam orang. Berusaha mencari apa
yang diinginkan. Bahkan mulai bercita-cita ingin menjadi apa. Ternyata tidak
semudah mencari di internet dan mengetikan,”Apa yang dapat aku lakukan?”. Tapi
ini adalah sebuah perjalanan yang terkadang tidak terlihat ujungnya. Betapa
susahnya pencarian yang dilakukan hingga jatuh bangun emosi yang ada didalamnya
membuat aku akhirnya memutuskan banyak hal.
Enaknya kalau menuliskan opini dalam sebuah blogger, akan berkurangnya kemungkinan kamu bertukar emosi yang menyebabkan emosi beneran dalam sebuah komunikasi. Haha, intinya berantem gitu. Jadi, kucoba jabarin apa yang ada didalam pikiranku ya.
STOP COMPARE YOUR SELF WITH OTHERS
Semakin banyaknya media sosial membuat kita
makin mudah ngga sih buat membandingkan diri dengan orang lain? Terlebih lagi
nih ya, kalau kita ngga sengaja banget compare dirinya dengan yang lain.
Dimulai dengan bertanya. Dan didalam segala jenis tanya mengandung semua kepo
yang ada dalam diri, kemudian disimpulkan secara sepihak dengan diri sendiri. Terus
yakin deh kesimpulannya apa? Tentang mana yang lebih keren dan lebih wow dari satu
sudut pandang seseorang.
HARUS & NGGA BOLEH
Kamu tuh harus
gini dan ngga boleh gitu. Satu kali moodku buyar kalau udah denger beginian. Apalagi
kalau boleh info ya. Aku sudah tinggal di kota besar, kota kecil, hingga masuk
pulau. Terus ada yang bilang harus dan ngga boleh selayaknya paling ngerti dan
paling bisa.
Setiap orang
punya kisah hidup yang berbeda, lingkungan, masa kecil, kemampuan bertahan hidup
yang ngga mungkin sama bahkan kalau kalian tinggal serumah ya. Jadi, rasanya
agak terlalu kelewatan kalau kita melihat sekilas kisah hidup orang melalui curhatan
yang hitungan jam kemudian menyimpulkan apa yang harus dan ngga itu kaya ngga
masuk diakal si.
Kayanya aku memutuskan percaya pada harus dan ngga boleh yang ada pada kitab suci agama. Titik.
ISTIRAHAT SEJENAK AJA KOK!
Ditengah pandemi
Covid yang ngga kunjung selesai, sayup2 menghindar dari berita kematian dan
kisah perjuangan bagi penyitas serta pejuang kesehatan. Ngeri-ngeri sedap dan
sempat berharap bahwa penyakitnya ngga masuk di lokasi sekitar kita. Tapi, ngga
mungkin. Ini real adanya dan kita sering banget dihadapkan dengan keadaan harus
wfh atau berdiam diri dirumah.
Beda banget lah dengan kondisi yang dulunya tiap weekend dikit malah melancong keluar rumah ya. Dulu begitu bengong dikit rasanya pengen aja nyari kegiatan ini dan itu biar habis waktunya. Berdiam diri di sebuah pulau di NTT menurutku menjadi hal yang lumayan memberi ruang agak luas untuk bergerak. Aku berpendapat,”Jaman sekarang sudah diberikan kesehatan aja sudah mahal banget”. Jadi, aku bukan mau menyerah pada keadaan kok.
Aku
cuma istirahat sejenak kok, bukan mau menyerah pada keadaan.
LO NGGA BERKEMBANG!
Emang paling
mudah banget mengingat sesuatu yang ngga sehat dari orang lain ya. Inget banget
aku kalau posisi kerjaanku yang mengharuskan aku kerja di NTT bikin aku dapat komentar,”Lo
ngga berkembang kalau terus di sana”. Waktu itu sih aku mikirnya darimana asal
tidak berkembangnya ya?
Kupikir dengan
mudahnya informasi yang kita dapatkan dari internet dan segala macam sudah
menjadi satu kemudahan yang sama dimanapun dirimu berada. Jadi, berkembang atau
ngga bukan karna lokasi dan posisi. Eh? Maksudnya berkembang
atau ngga kan bisa
dari dalam diri pribadi lo.
Sekiranya
aku ngga berkembang di sini, tapi bagiku malah sebaliknya. Badanku berkembang. Loh? Aku banyak belajar
akan toleransi dan kepolosan diri dari seseorang tanpa harus memikirkan sekedar
penampilan dan penampakan luar yang orang kebanyakan anut.
KALAU SUDAH DAPAT SEMUA, GOALS AKHIRNYA APA?
Bisa jujur ngga?
Dengan semua sumber youtube dan kisah Instagram yang aku baca juga resapi dalam
diri. Aku berpikir bahwa seorang wanita akan sangat bersyukur bisa dapat
berkarir, memiliki bisnis, dan mencapai prestasi lainnya. Namun, satu lagi keistimewaan
seorang wanita adalah dapat melahirkan dan memiliki keturunan. Bukan berarti
aku meng-underestimate wanita yang memilih free child ya. Semua
berhak untuk memilih apapun keputusan dalam hidupnya.
Dan aku pun
mendapati bahwa segala sesuatu yang kukejar sambil berlari di tempat terkadang
terhenti saat mengetahui apa tujuan akhir dari semuanya. Yaitu? Memiliki
keluarga dan keturunan.
Aku
ingin karirku lancar, bisnisku wow, sekolah keluar negri, dan bla bla bla bla. Setelah
mendengar ucapan itu akupun bertanya,”Kalau sudah dapat semua, goals akhirnya
apa?”. Cuma jawaban ngambang penuh alibi yang kudengar. Hmm..
Terimakasih Sumba. Terimakasih Talasi Waitabula
Asri
Vitaloka | Waingapu
No comments:
Post a Comment