Kek pernah aja ke Surga yak? Belum lah ya. Tapi ini
surga dunia ala Sumba atau ala aku? Setelah puas tahun lalu menghabiskan waktu
dengan melihat pantai, air laut, matahari tengelam di Pelabuhan. Sekarang? Mata
dikondisikan dimana lebih banyak melihat bukit-bukit cantik dan jalan berkelok
kaya ular tangga di kertas permainan.
Hampir tujuh bulan lamanya di Sumba dan kemungkinan
besar banyak yang mengira aku akan jalan-jalan. Tapi sesuai realita, begitu
menjadi tempat kerja jangankan jalan-jalan. Sabtu-minggu bawaannya mager
kemana-mana. Tapi minggu lalu, entah kesambet apa. Sempet pengen pake banget ke
Waekelo Sawah. Liat story beberapa orang di Sumba hingga kawan pergi kesana.
Ragu-ragu, tapi momen emang ga bisa bohong. Nyampe juga disana!
Surga dunia ala Sumba? Jujur aja ya, makin
tua kadang makin permintaan makin banyak. Seakan merasa hidup udah paling tahu
dan ngga ada sesuatu yang dengan mudah akan membuat surprise didalam hidupmu. Atau bisa dibilang dirimu ngga terlalu kreatif (lagi)
dalam membuat hidupmu berwarna.
Oke, agak nyindir situasi PPKM dan
sejenisnya. Ini lumayan membuat ribet untuk seseorang bepergian. Melihat hal
baru, bertemu dengan orang asing, atau sekedar merasakan pengalaman berbeda
dari keseharian. How
can I escape my daily? Dan kemudian teringatlah sebuah tempat, yaitu Waekelo Sawah.
PIKNIK PIZZA PINGGIR AIR TERJUN
Aku ingat pernah
piknik dengan makan siang di Hutan Bakau, masak mie instan di pinggir pantai,
atau sekedar buka nasi Padang di pinggir hutan Nasional. Dan semua dihabiskan
bersama ebeb. Dimasa yang lebih lama aku pernah makan nasi goreng buatan
sendiri di pinggir taman Eceng Gondok bareng mba Ipma. Hahaha, jauh banget
tiba-tiba ingatannya ya.
Akhirnya sampai
di kesempatanku untuk bawa bekal roti Pizza dan teh Frestea di
air terjun dengan pemandangan sawah disekitarnya. Berbeda dari pemandangan
kamar, laptop, dan sejenisnya. Pengen aja gitu sedikit escape dari
keseharian yang kadang bikin jenuh. Tanpa sadar kita terkukung dalam pemikiran
yang sudah tak segar dan butuh sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Bahkan
pizza aja ngga cuma isi sosis dan ayam serta jagung bukan? Kadang-kadang pizza
dibuat manis semanis ceres coklat dan susu keju. Menjadi sedikit berbeda
walaupun dalam bentuk yang masih sama.
MINUM FRESTEA PEKAT ALA SELEBGRAM
Berjalan-jalan
ke Waekelo Sawah membuat satu nuansa berbeda daripada perasaan snorkling
dengan suasana kapal dan pemandangan air laut. Begitu sampai di sana anda akan melihat
pemandian umum. Tapi semua seakan lebih private begitu anda menuju air
terjun kecil yang ada di pusat sawah.
Mencoba menuruni turunan tanah tanpa tangga dan melewati satu per satu jalur pematang sawah agar tidak terpeleset. Hingga akhirnya sampai di sebuah genangan air dengan pohon besar berdiri ditengahnya. Awalnya tidak terlihat air terjun kecil disekitarnya. Hingga tampak jelas jika anda merubah arah melihatnya. Sambil meneguk sebotol the Frestea ala ala selebgram. Ngga cuma buka tutup botol dan diminum sederhana, semua pake gaya.
Sama
kaya biasa minum teh Pucuk dan kemudian ganti ke Frestea. Keseharian ngga bisa
dirubah hanya dengan sedikit letupan pelarian. Tapi jangan pernah biarkan emosi
negatif berkumpul dan meninggalkan rasa pekat – sepekat minuman teh Frestea anda.
Sewaktu di air
terjun Waekelo Sawah aku bertemu dengan beberapa bapak bapak pengusir burung. Mereka
menjaga beberapa area sawah sesuai kepemilikan. Jalan pelan-pelan di sisi
pematang sawah dan berusaha menemukan jalan ke tengah sawah, padahal jalan gede
diujung sana ada. Wkwkw.
Bertemu satu
bapak yang lupa ditanyain namanya siapa. Tapi ramahnya berasa bukan main walau
dengan wajah minim senyum ya. Gimana ngga? Bapaknya semangat banget buat
nyebrangin aku lewat air terjun sambil megang tangan aku. Sweet kan.
Berasa paket lengkap dengan wisata spontan, tanpa persiapan, dengan makan seadanya dan didampingi tour guide dadakan ala bapak penjaga sawah. Paket lengkap seakan kenyang sempurna dengan semua momen yang terjadi.
Oke deh itu aja kali ya. Surga dunia ala Sumba pada minggu itu. Masih banyak sih tempat sejuk, enak dan tidak melelahkan yang bisa dijelajahi dan dipilih secara bijak ya.
Sekali-kali
esape itu tidak masalah. Bukan berfokus pada letupan pelarian untuk lari
sejenak, namun berusaha mengurai emosi negatif biar ngga berkumpul. Jadi makin
produktif dan melupakan bahwa momen ini serta saat ini perlu dinikmati. Agar tidak
lewat dan ingin kembali disuatu hari ini. Yang jelas-jelas tidak dapat
mengulang waktu kembali
Asri
Vitaloka | Waingapu
No comments:
Post a Comment