Setiap orang memiliki versi lovenya masing-masing. Tak
jarang kadar cinta yang diberikan orang lain kepadamu berdasarkan pengalamannya
dengan orang sebelumnya atau bisa juga disebabkan dari hasil traumanya sedari
dulu. Yang dipahami adalah biasanya jika ingin bahagia kita seharusnya
mendapatkan cinta. Setelah cinta diberikan maka kelanjutannya adalah sebuah
komitmen yang dibungkus dengan pernikahan.
Satu pertanyaan muncul kemudian. Kenapa tak sedikit orang
yang mengungkapkan jika ingin bahagia justru jangan menikah? Karena terkadang
untuk mendapatkan cinta, dibarengi dengan putus asa, kecewa, dan rasa tidak
bahagia dibelakangnya.
Seperti menanam sebuah tanaman. Dimulai dengan
kegiatan memilih, membayangkan, dan akhirnya memutuskan. Tanaman mana yang akan
dibawa kedalam kehidupan sehari-hari. Sebut dan coba bayangkan satu tanaman. Dengan
segala rasa bahagia didalam hati dan mencoba membayangkan akan seperti apa
kedepannya. Tanaman tersebut dibawa pulang dengan harapan ia akan tumbuh dan
menemanimu dalam jangka waktu yang lama.
Tak pernahlah relate tanaman dengan sebuah cinta atau hubungan sepasang kekasih. Tapi ini
adalah hal yang ingin kusampaikan.
KUPILIH SATU SEPENUH HATI
Ada
sebuah gerai bibit tanaman di sebuah jalan menuju ke pusat kota. Kubayangkan
untuk bisa masuk kedalam. Berusaha berkeliling dan menemukan satu bibit tanaman
yang memanggil agar dapat dibawa pulang. Bukan satu bibit terbaik, namun bibit
tepat yang akan kupilih dengan segenap hati. Maka, aku pilih satu bibit dengan
sepenuh hati dan akan dibawa pulang.
Pasangan hidup tentunya tak sama dengan tanaman.
Tidak pernah sesederhana itu. Namun, jika boleh diumpamakan. Momen memilih
bibit tanaman diibaratkan sebuah pertemuan yang selalu didambakan. Bertemu dengan
satu pilihan yang akan menjadi satu-satunya pasangan hidup dikemudian hari.
Selama proses memastikan dan akhirnya memutuskan untuk menjalankan. Satu-satu
perasaan silih berganti. Berupaya memastikan apakah dia orangnya atau malah
hanya membawa kepedihan di akhir cerita?
Setiap orang tak pernah dengan sengaja ingin
membawa kepedihan dalam hidupnya. Tapi berbeda dengan orang lain yang berdampak
kepada hidup orang lain. Terkadang orang lain tak cukup piawai untuk memastikan
dampak apa yang bisa disebabkan oleh dirinya.
Tak sama. Tapi setiap memilih satu dengan sepenuh
hati, maka sudah seharusnya kutautkan hatiku sepenuhnya. Berupaya memastikan
kedepan hanya ada tawa, bahagia, dan juga masa depan yang cerah.
SEMANGAT
MEMBERIKAN KEHIDUPAN
Kupastikan
memegang dengan erat. Satu buah pot dengan bibit tanaman yang telah tertanam
didalamnya. Kupegang kuat dan kupastikan tidak merusak potnya. Berjalan
menyusuri jalan sambil berusaha membayangkan seperti apa indahnya jika bibit
ini tumbuh dan berkembang. Apakah ia akan hidup atau mati perlahan dikemudian
hari? Tentunya rencanaku adalah membawanya pulang, meletakkannya dengan indah
disamping jendela. Kemudian dengan semangat memberikan kehidupan dalam bentuk
air, matahari, dan kasih sayang untuk bertumbuh.
Selayaknya bersemangat dalam memulai sesuatu. Saat berhubungan dengan orang baru, akan ada sebuah rasa cinta bertubi-tubi. Terkadang menyenang, tak jarang juga memuakkan. Semangat memberikan kasih sayang, perhatian, serta cinta di awal hubungan. Semangat memimpikan hal-hal indah yang akan terjadi. Berharap semua akan mudah dan terus ada dalam jangka waktu yang lama.
Tidak akan pernah bisa dibayangkan. Semangat
bertubi-tubi akan diimbangi dengan cobaan yang silih berganti hadir diantara
kalian. Namun pertanyaannya. Apakah kita rela mendapatkan cobaan ditengah
hadiah selanjutnya ada kebahagiaan dan rasa hati penuh diantara satu dan
lainnya.
MEMILIH
UNTUK BERSABAR
Air
yang cukup, matahari yang bersinar, dan tak lupa kata-kata kasih sayang kepada
bibit tanaman. Berharap dari hari ke hari bahwa bibit akan menampakkan dirinya
menjadi tunas. Tunas yang akan berubah hingga menjadi sebuah daun muda dan
solid dikemudian hari. Itu keinginanmu. Tapi, apakah akan sabar menunggu selama
ini? Memilihlah untuk terus bersabar.
Sebuah perjalanan dalam berpasangan itu kurasa tidak mudah. Aku bukan sepasang pasutri yang sudah mendapatkan asam garam kehidupan. Hanya pengamat dari jauh dan pernah merasakan sebuah hubungan jangka pendek. Selama perjalanannya akan ada kesabaran yang terus diuji. Memilih untuk bersabar menjadi hal yang terus diperjuangkan.
Bersama dengan orang lain dalam satu dua tahun itu
tidak pernah sebentar. Apalagi lebih dari itu. Akan ada perasaan jatuh cinta,
kecewa, dan banyak sabar di sepanjang perjalanan yang ada. Lalu, masihkah anda
bersabar dan terus memutuskan menunggu?
TUMBUH
MENJULANG
Muncullah
sebuah hari membahagiakan. Bagaimana jika tunasmu akhirnya memberikan kebahagiaan
dengan memutuskan tumbuh menjulang di dalam pot yang telah kau pilihkan. Tumbuh
hijau, menjulang, dan begitu sehat. Kesabaranmu terasa terbayarkan. Keputusanmu
untuk terus bersabar memberikan hari-hari indah. Satu ketidakpastian terjawab
dalam beberapa momen. Maka kutitipkan doa untuk teruslah tumbuh menjulang, wahai
bibit tanaman.
Naik turun hubungan sebuah pasangan pasti
dirasakan. Bahkan pasangan paling langgeng dan tidak memiliki masalah, justru tak
sedikit memutuskan untuk berpisah di akhir cerita. Dan tak sedikit juga yang
penuh dengan drama, namun ternyata merasa saling membutuhkan hingga akhir
hayatnya.
Selayaknya tanaman yang tumbuh menjulang ditengah
kesabaran si pemilik. Begitu pula sebuah hubungan. Tak pernah sadar apakah ini sedang
tumbuh menjulang atau bahkan akan mati perlahan.
Pernah ada sebuah ketakutan didalam hati seseorang.
Bagaimana jika kamu memutuskan menanam tanaman yang salah? Bagaimana jika kamu
memutuskan bersama dengan yang tidak kau cintai? Berkutit dengan komitmen
pernikahan hingga akhirnya memutuskan menderita hingga akhir hayat. Tau apa
yang kupikirkan?
Sebuah hubungan terjadi karena dipilih dan
diundang oleh dirimu sendiri. Berupaya memperbaiki diri adalah sebuah
antisipasi agar tidak menemukan pasangan yang salah dan buruk. Ini bukan upaya
menemukan seseorang yang sempurna, hanya untuk memilih pasangan yang dapat
melengkapi satu sama lainnya.
Satu lagi. Tidak semua orang di dunia ini
memiliki sebuah kesempatan untuk mendapatkan pasangan dan hidup bersama belahan
hatinya. Terkadang kita pun tak sadar jika belahan hati yang dicari sudah ada disekitar.
Pernah bertemu, namun selalu diabaikan. Maka berusahalah lebih keras, agar soulmatemu tidak tertutup oleh ego dan
keinginan yang terlalu muluk-muluk. Ego dirimu yang selalu berupaya menolak
banyak hal baik yang semesta anggap sesuai untuk melengkapi hari-harimu mulai
saat ini, esok, dan hingga akhir hayatmu.
Salam - Asri Vitaloka
No comments:
Post a Comment