Seperti sebuah
nama seseorang, namun ini sebuah tempat. Tempat yang tidak pernah kusangka akan
kudatangi di tahun lalu. Bermula dari keinginan untuk melihat Jepang. Hingga
semesta mempertemukanku dengan Nara.
Thankyou, Nara. I
meet you. Dalam sebuah pencarian ketenagan diri yang tak pernah stabil. Akan
naik turunnya emosi dalam merasakan gelombang emosi kehidupan. Akhirnya,
kurasakan ketenangan melalui sebuah tempat. Tempat di pelosok Jepang, bernama Nara.
Sebuah ibukota pertama Jepang sebelum Kyoto. Ada beberapa pertemuan diri saat
melihat Nara. Kurasakan sesuatu yang tak kurasakan sejauh beberapa tahun
belakangan. Sesuatu yang tenang ditengah hiruk pikuk pikiranku.
Menurutku,
tentang Nara?
Jika dirimu menyukai hutan dengan segala alam dan
ketenangannya maka kusarankan kau menginjakkan kaki kesana. Cukup mudah
berangkat dari Osaka. Hanya mengandalkan Google Maps yang akan
memberikan banyak informasi untuk tiba disana. Aku penasaran dengan taman Nara
dan ingin menikmati kuliner Udon Nara. Walaupun aku tidak terlalu menyukai
Udon. Namun, aku selalu percaya tidak pernah tidak terpanggil jika memang ada
sesuatu yang indah dan sesuai denganku.
Di hari terakhirku
di Osaka waktu lampau, kudapati diriku begitu menginginkan untuk sampai di
Nara. Diimingi dengan rusa sopan Jepang dan Udon Nara ditengah nuansa hutan.
Kudapati diriku telah menaiki kereta rutin dan tiba disana.
Bepergian sewaktu musim panas di Jepang, ternyata lumayan
memberi tantangan saat berjalan kaki. Panas dan berkeringat. Begitu aku melihat
Nara di media sosial, tak kusangka ternyata disana lumayan sejuk. Begitu tiba,
tidak jauh dengan nuansa lainnya. Banyak wisatawan yang mengunjungi Nara. Pergi
memberi makan rusa sopan yang pandai menjawab salam ala Jepang. Sambil berjalan
menikmati kuil dan mencoba Udon Nara dengan nuansa sepi ditengah hutan.
Hingga aku berjalan sedikit kearah satu jalan dan kudapati
diriku sudah berjalan menyusuri hutan Nara. Sejenis pergerakan dengan tracking
yang tidak terlalu jauh mungkin sekitar 1-2 kilo. Berjalan kaki sambil melihat pepohonan
dengan nuansa hutan dan tempat ibadah di beberapa lokasi.
Kusapa Nara dan
kudapati Nara menyapa balik. Berjumpa dengan banyak rusa yang ramah dan ada
pula yang aggresif. Merasa flat dengan udon bening ditengah wisatawan yang penasaran.
Kemudian menemukan satu hutan Nara. Tenang sekali.
Bagaimana
perasaanmu, mengenai Hutan Nara?
Kudapati diriku mewarnai kuku dengan coklat dan hijau. Hingga sampai di hutan Nara, kusentuh pepohonan dan menyadari bahwa tanganku menyambut serta berupaya untuk menyatukan frekuensi sama dengan sekitarnya. Seketika, hati dan pikiranku merasa dipaksa beristirahat sejenak. Melihat kembali, apa yang terjadi belakangan. Bagaimana aku memberikan respon terhadap apa yang terjadi? Dan berupaya melawan dunia untuk merasakan ketenangan.
Berjalanan sendirian didalam hutan Nara, membuatku sedikit
takut namun memberikan waktu untuk segalanya bergerak dengan senatural mungkin.
Begitu banyak penolakan untuk hal yang tidak bisa diterima dan kemudian
disadarkan dengan beberapa momen sekelebat yang entah kenapa kurasakan saat
berada di Hutan Nara.
Ada perasaan bahwa
segala perjuangan dan penolakan akan apa yang terjadi tidak sesuai kehendakku
justru hanya membuatku lelah. Dan memaksakan apa yang tidak ditakdirkan
untukku. Dengan segala kelemahanku sebagai manusia, yang hanya memaksakan
kehendak padahal semesta dengan baik hati membantu mengeliminasi. Serta memberi
ujian yang membuatku makin kuat.
Ini semua kudapati
dari nuansa Nara.
Aku tidak pernah merasa Jepang akan menjadi satu perjalananku
di tahun 2024. Sangat kuinginkan di awal tahun dan kemudian terjadi di bulan
September 2024. Karena Nara dan Osaka telah disetujui oleh semesta untuk
kuterima.
Kemudian kutanyakan kembali. Kenapa aku begitu memaksakan
apa yang sudah pergi saat itu dan tidak kuterima dengan mudah? Bukan karena
tidak berupaya. Namun, itu bukan sesuatu yang kubutuhkan dan tidak ditakdirkan
untukku seorang.
Tidak pernah
dengan mudah diterima jika bukan untukmu. Hanya penghalang satu dan muncul
kembali satu di kemudian hari, jika dipastikan itu bukan untukmu. Menyerahlah
demi kebaikanmu. Dan kudapati angel number 2112, dan seketika segala instingku
memberi arah dan masukan terhadap sesuatu. Dengan begitu dalam.
Dengan segala perasaan yang hadir disaat menyusuri Nara,
kudapati diriku sudah berjuang keras menghadapi sekitar. Berupaya keras, hingga
melupakan diriku sendiri. Perjuangan yang sekiranya kuanggap untuk diriku,
justru tak jarang mengerogoti dari dalam. Kuputuskan waktu itu untuk
beristirahat sejenak dan kembali bergerak disaat yang tepat.
Bergeraklah
sekitarku dan kuucapkan terimakasih kepada semesta. Segala keinginan tentang
Jepang dan memberikan kesempatan melihat Nara. Dengan nuansa mencari ketenangan
hati dan pikiran. Diriku terobati dengan menyentuh pepohonan, berupaya mengalirkan
emosi amarah yang bersarang didalam diri.
Tidak menerima
apapun yang telah terjadi. Dan lupa memberikan kesempatan kepada hal baik
lainnya untuk datang dan memberikan kehangatan lainnya. Sempat kututup dengan
rapat dan kuputuskan untuk melihat indahnya dunia bersama hal yang sempurna
bagiku di masa depan. Thankyou again, Nara.
No comments:
Post a Comment