Saturday, February 22, 2025

You Know What? Big Five!

Sesuatu yang selalu dipercaya belakangan. Setiap orang memiliki intuisi dan sensitifitas yang berbeda. Aku percaya pada mimpiku. Percaya pada setiap momen film yang memberikan kata-kata serta kalimat yang sangat relate dengan keadaan. Hingga belakangan, kuputuskan untuk menuliskan beberapa hal. Lima hal yang kucoba tuangkan sebentar lagi.

Sebelum lanjut ya. Aku cukup excited dengan usia yang bertambah. Metabolisme yang melambat, badan yang lebih susah dijaga, dan sakit badan serta lupa-lupa anak muda juga mulai terjadi. Dan entah kenapa, aku suka menjadi tua. Melihat segala perubahan dan siap menyatakan,”Aku sudah merasakan asam manis kehidupan”. Walaupun belum juga menyentuh usia 33 tahun.

Masalahnya bukan tinggal dimana, namun bersama siapa.

Sudah lama aku tinggal jauh merantau di Nusa Tenggara Timur. Kudapati rumahku mulai berpindah. Kucari rumah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Hingga kusadari, masalahnya bukan tempat bertinggal. Namun bersama siapa waktu dihabiskan. Kusesali bahwa, tidak pernah sadar akan setiap momen dan peristiwa selalu memiliki batas waktu.

Hingga kudapati, aku pernah menyadari bahwa setiap hidupku seakan memiliki periode tertentu. Dengan setiap periode seakan episode dalam sebuah film. Dimana peran datang dan pergi, tergantung kisah yang akan diceritakan. Yang kusesali kembali, tidak mudah merasakan saat ini dan kini. Seakan berlari walaupun tidak bergerak. Mencoba mencari sesuatu diluar. Namun lupa untuk melihat sekitar.

So, sorry. Bagi sekitarku yang terlupa kuperhatikan. Setiap orang hanya berupaya bertahan dengan setiap peristiwa yang diciptakan oleh pikiran, ucapan dan perilakunya.

 


Kalau tidak dikasi yang kamu mau, jangan maksa dan jika dikasi yang kita butuh, jangan menolak.

Pernah kudapati diriku sangat susah mendapatkan banyak hal. Hingga kupikir,”Ah, paling tidak dapat juga”. Kemudian, kembali ke masa dimana sekitarku menyebutkan apapun yang kuinginkan kembali kudapatkan. Semudah itu? Atau sepercaya itu?

Kusapa kembali kedalam diriku untuk melihat apa yang diijinkan untuk datang dan apa yang dijauhkan dengan sangat mudah. Diri sendiri hanya bisa melihat masa lalu dan masa kini. Bahkan sedetik kemudian hanya akan diketahui jika kita sudah melewatinya. Kemudian kupercayai satu hal,”Jangan memaksa sesuatu yang tidak datang dan terima dengan Ikhlas apa yang datang”.

Dengan berpikir seperti itu, ditengah semua orang ingin mendapatkan semuanya maka jalan hidupmu akan lebih ringan. Tidak mendapatkan semuanya, namun kau membutuhkan apa yang dibutuhkan.


Semurni apapun hubunganmu dengan orang lain, ini mengenai transaksi entah mengenai material dan non-material.

Jika kita kembali ke masa anak kecil, sekolah, dan belum memikirkan adult things. Kudapatkan bahwa sepolosnya anak kecil yang berteman dengan sekitarnya. Polos, sederhana, dan tidak menginginkan sesuatu dengan mengupayakan cara politik apapun. Berbeda dengan seorang wanita, belum menikah, dan kini berusia diatas 30 tahun. Semua tidak pernah mudah.

Mungkin harus dihilangkan perihal gender. Tapi, tetap dengan pemahaman setiap kebaikan akan dianggap ada makna terkandung didalamnya. Tidak pernah polos dan selalu mengenai transaksi. Terkadang bukan transaksi, namun bagaimana mendapatkan keuntungan.

Kupastikan jika diriku tidak dapat kembali sepolos itu, maka kudapati diriku berjumpa dengan orang yang dapat mendukungku. Dan akan kuupayakan untuk mendukung kembali. Jika pun hubungan kami bukan keluarga ataupun pasangan, namun kuhargai dengan sangat hubungan pertemanan yang luar biasa. Thankyou.


Setiap kelebihan dan kekurangan yang dirasakan belum cocok dengan situasi serta orang-orang, maka kamu belum sampai di tujuan.

Percaya ngga? Setiap kekurangan akan sangat mudah terlihat. Dan setiap kelebihan terkadang susah juga untuk diterima orang lain. Kupikirkan dengan sangat, kenapa ada kelebihan dan kekurangan yang membuat masalah. Tidak pernah terlintas jawaban yang benar-benar pas, hingga akhirnya kudapati sebuah insight,”Bahwa mungkin kamu belum sampai”.

Sebuah perjalanan yang tidak ada habisnya. Pernahkah sadar kapan akan sampai? Apakah sebuah kehidupan akan tiba dimana kematian akan datang? Atau apa?

Tapi, satu yang kupercaya jika sekitarmu belum sesuai dan selalu terasa salah maka kamu belum sampai di tujuanmu. Ini bukan tentang lokasi, dan juga tentang orang-orang. Tujuanmu bisa saja lebih besar daripada yang dapat dibayangkan. Ini semua tentang takdir Tuhan.



Dirimu hanya sekecil dan tidak terlihat jika dibandingkan semesta, tapi tidak mengurangi keberhargaanmu didunia. Peran kecil atau besar sedang menunggumu.

Bahkan benda paling tidak terlihat mungkin seakan tidak memiliki peran. Tapi, sampai berwujud maka ada maksud dan tujuannya. Bahkan lebah punya peran. Dan sebut lagi yang lainnya. Apalagi dirimu. Seorang human.

Hanya saja, bener juga sih. Kalau bisa disampaikan dari orang paling toxic diantero dunia. Diri kita hanya kecil dan pusat semesta tidak selalu mengenai dirimu. Entah kenapa aku tidak percaya. Bagi seorang NPD mungkin dirinya selalu menjadi pusat semesta. Terlepas dari NPD atau tidak, percayalah dirimu adalah seseorang yang mampu menarik pusat semesta dan mampu menciptakan apapun. Tergantung tingkat kepercayaan dirimu.

Sekecil apapun dirimu melihat diri sendiri. Yah, jangan dipercaya sepenuhnya. Kecil bagi universe, tapi tidak membuat universe melupakanmu. Terkadang ada momen disaat waktu menunggu (mungkin semesta sedang mempersiapkan hal besar) dan kadang ada momen memanen (seakan semua terjadi seperti seharusnya). Cukup sadari, dirimu sedang berada ditahap yang mana.

Jadi, bukannya kecil loh ya. Peran besarmu sedang menunggu. Kamu cukup menjalaninya, terkadang berupaya mencari terlebih dahulu. Done. That’s sebuah tulisan di sore hari di Waingapu.

Jangan lewatkan “NARA”. With love, Asri Vitaloka.

No comments:

Post a Comment